Djawanews.com –Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan definisi kelelahan kerja atau “burnout” di Klasifikasi Penyakit Internasional mereka.
Setelah masuk dalam klasifikasi tersebut “burnout” merupakan fenomena pekerjaan yang ditandai dengan “kehabisan energi”, “bertambah besarnya jarak mental seseorang dengan pekerjaannya,” dan “berkurangnya kemampuan profesional”.
Bisa dikatakan saat kamu merasa sangat lelah dan apatis terhadap pekerjaan sehingga kalian sulit menyelesaikan tugas yang diberikan, di situlah kamu mengalami “burnout”.
Bila dilihat sekilas gejalanya mirip dengan depresi. Orang mungkin menderita depresi apabila mereka tidak punya minat untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya mereka nikmati, lebih gampang capek, sulit berpikir jernih dan merasa tidak berharga.
Dikutip Djawanews dari Vice, menurut psikolog Melissa Russiano, gejala fisik burnout dan depresi pun hampir tidak ada bedanya, setidaknya di awal-awal.
Namun meskipun kelihatan serupa, sebenarnya kedua penyakit tersebut tidaklah sama.
Depresi merupakan masalah kesehatan mental pribadi, sedangkan burnout adalah efek dari faktor sistemis, seperti jadwal yang menuntut, kurangnya waktu cuti, dan minimnya jaminan kesehatan dan keluarga.
Russiano menjelaskan, burnout terkadang cukup diatasi dengan hal sederhana seperti mengusir penyebab stres, sementara depresi jauh lebih kompleks daripada itu.