Djawanews.com – Anak muda di Indonesia menyimpan perhatiannya pada isu Kesehatan, salah satunya adalah kesehatan mental. Setidaknya ada lima isu kesehatan yang banyak disoroti anak muda saat ini. Data tersebut diambil dari jajak pendapat bertajuk "Next Generation Indonesia" yang dilakukan oleh British Council secara nasional. Data diambil dari 3.093 partisipan berusia 16-35 tahun di seluruh Indonesia.
Sebanyak 48 persen anak muda di Indonesia mengaku bahwa mereka memiliki setidaknya satu atau lebih kekhawatiran menyangkut isu kesehatan. Isu kesehatan sendiri menjadi kekhawatiran terbesar kedua anak muda setelah pekerjaan.
"Sebanyak 73 persen mendeskripsikan bahwa kesehatan itu sudah bagus, walaupun 48 persennya concern terhadap masalah kesehatan," ucap Senior Programmes Manager British Council Indonesia Ari Sutanti dalam konferensi pers di Jakarta Pusat pada Rabu, 26 Oktober.
Masalah-masalah tersebut menyangkut kesehatan mental (25 persen), penyalahgunaan zat (18 persen) dengan 21 persen di daerah pedesaan, masalah berkaitan dengan rokok (13 persen), kehamilan dini (13 persen) dengan 15 persen di wilayah pedesaan, dan kesehatan seksual serta reproduksi (10 persen).
Dari data di atas, kesehatan mental menjadi isu utama yang disorot. "Kesehatan mental adalah percakapan yang relatif baru, namun sedang berkembang, terutama di daerah perkotaan," ujar Ari.
Meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental dinilai dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat pendidikan, paparan percakapan soal kesehatan mental di media sosial, hingga lingkungan sosial di masa pandemi COVID-19 yang rentan memicu stres.
Sayangnya, stigma dan minimnya dukungan, menurut Ari, membuat banyak anak muda kini yang beralih ke internet untuk mendapatkan informasi soal kesehatan mental.
"Hal ini dapat memperburuk penyebaran informasi yang salah dan memperburuk gejala bagi sebagian orang," jelasnya.
Masalah kesehatan mental juga bisa berlanjut pada penggunaan zat-zat terlarang. Kondisi ini juga menjadi salah satu kekhawatiran anak muda saat ini. Mereka memprediksi, penggunaan zat-zat terlarang akan semakin memburuk selama lima tahun ke depan. Tak cuma itu, hambatan budaya juga turut berpengaruh terhadap isu kesehatan yang kini disoroti anak muda. Misalnya saja, isu seputar kesehatan reproduksi.
"Hambatan budaya dapat menghalangi anak muda mengakses perawatan kesehatan, dengan norma-norma sosial, budaya, dan agama yang konservatif seputar topik seksual," tulis studi.
Hal ini menunjukkan betapa anak muda, baik di perkotaan maupun pedesaan, masih berjuang untuk mendapatkan informasi akurat seputar kesehatan reproduksi seksual. Ditambah lagi, pendidikan seputar seksual dan kesehatan reproduksi yang dinilai masih minim di sekolah. Berbagai hal tersebut membuat anak muda tidak siap untuk berbicara soal kesehatan reproduksi seksual. Hal itu masih menjadi sebuah tabu.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.