Djawanews.com – Kementerian Kesehatan baru saja mengumumkan kasus pertama virus cacar monyet di Indonesia. Pasien asal DKI Jakarta berusia 27 tahun ini diduga tertular saat melakukan perjalanan ke luar negeri. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menyebut, pasien sempat mengalami beberapa gejala cacar monyet. Namun, yang dialaminya tergolong ringan.
Pasien disebut mengalami demam, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam di area wajah, tangan, kaki, dan sekitar organ intim. "Ada cacarnya atau ruamnya di muka, telapak tangan, kaki, dan sebagian sekitar alat genitalia," ujar Syahril pada Sabtu, 20 Agustus.
Atas ditemukannya kasus pertama ini, tidak menutup kemungkinan peluang virus cacar monyet atau monkeypox jadi pandemi baru di Indonesia. "Namanya juga pandemi bisa habis, muncul lagi dengan pasien baru. Saya kira ini bisa, hal yang biasa seperti halnya pandemi COVID," kata dia.
Cacar monyet sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus langka. Penyakit ini biasa ditularkan melalui kontak dekat lewat cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Virus cacar monyet sebenarnya bukan penyakit baru seperti COVID-19. Penyakit ini ditemukan pertama kali pada sekitar 1970 di Republik Demokratik Kongo. Selanjutnya, penyakit ini menyebar ke berbagai negara di Afrika sebagai penyakit endemik.
Pada Mei lalu, penyakit ini ditemukan di negara non-endemik. Seorang pria di Inggris terkonfirmasi positif cacar monyet setelah melakukan perjalanan ke Nigeria.
Hingga saat ini, tercatat sebanyak lebih dari 40 ribu kasus cacar monyet yang dilaporkan di 94 negara, baik negara endemik maupun non-endemik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan virus cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Sejumlah negara juga sudah menetapkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.