Djawanews.com – Sebuah penelitian menyebutkan bahwa pasien COVID-19 masih dapat terserang Long COVID Omicron atau semacamnya. Hal tersebut juga berlaku pada penyintas COVID-19 varian lainnya di mana penyintas bisa mengalami long COVID Beta, Delta atau lainnya. Long COVID dilihat sebagai gejala COVID-19 yang berlangsung dalam waktu lama atau berkepanjangan.
Sebagaimana dilansir laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), beberapa penyintas bisa mengalami serangkaian gejala long COVID Omicron baru atau berkelanjutan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah pertama kali terinfeksi.
Akan tetapi ahli epidemiologi sekaligus Kepala Teknis Program Kesehatan Darurat WHO, Maria Van Kerkhove menyebut efek jangka panjang infeksi biasanya muncul sekitar 90 hari setelah gejala infeksi awal hilang.
Penjelasan Mengenai Gejala Long COVID Omicron
Van Kerkhove menjelaskan memperhatikan beratnya efek jangka panjang, virus bisa mempengaruhi semua organ tubuh, tetapi bisa berbeda antara satu penyintas dengan penyintas lain. Menurut laporan Live Mint, tidak semua organ terkena efek di saat yang sama. Tingkat keparahannya mulai dari orang kesulitan mengatur napas, juga tidak bisa berolahraga seperti dulu. Beberapa studi menunjukkan dugaan risiko penyakit jantung sebagai gejala long COVID.
Sementara itu, beberapa ahli menganggap terlalu dini untuk melacak long COVID Omicron mengingat varian ini baru terdeteksi pada November 2021 lalu. Pun pengertian long COVID ternyata berbeda misalnya, otoritas kesehatan Inggris menyebut penyintas mengalami long COVID jika sudah berlangsung 3 bulan, sedangkan CDC jangka waktunya 4 minggu atau lebih.
Ahli pulmonologi Erlang Samoedro berpendapat gejala long COVID Omicron pun belum bisa dideteksi karena masih baru. “Tapi kalau gejalanya ringan biasanya enggak ada gejala long COVID yang timbul,” katanya via pesan singkat beberapa waktu lalu.
Dalam sebuah wawancara, pakar penyakit menular AS, Anthony Fauci berkata risiko long COVID Omicron tetap ada terlepas dari apapun variannya. “Long COVID bisa terjadi apapun varian virusnya. Tidak ada bukti bahwa ada perbedaan antara Delta atau Beta atau sekarang Omicron,” pungkas Fauci.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.