Djawanews.com – Seiring bertambahnya usia, kemampuan berpikir dan daya ingat seseorang akan menurun. Tetapi bagi seseorang dengan demensia, mereka akan kehilangan fungsi mental secara kronis dan bersifat progresif. Demensia, terdapat dua kategori, yaitu Alzheimer dan non-Alzheimer. Demensia juga bukan penyakit, tetapi disebabkan oleh penyakit Alzheimer dan merupakan sekelompok gejala.
Demensia karena penyakit Alzheimer, melibatkan kehilangan ingatan ditambah gangguan fungsi otak termasuk dalam berbahasa, berbicara, dan mempersepsi. Kalau demensia non-Alzheimer, melansir Health, berkaitan dengan degenerasi lobus frontotemporal dengan dua tipe utama. Jenis pertama sebagian besar memengaruhi ucapan dan jenis lainnya melibatkan perubahan perilaku, perubahan kepribadian, kurangnya emosi, hilangnya filter sosial, apatis, dan bermasalah dengan perencanaan serta organisasi.
Dalam demensia non-Alzheimer ini, kehilangan ingatan muncul kemudian dalam perkembangan penyakit. Penyebab paling umum kedua adalah demensia vaskular. Beberapa demensia non-Alzheimer lainnya adalah demensia tubuh, Lewy demensia, Parkinson, dan penyakit Pick. Ada pula demensia campuran ketika seseorang mengalami banyak penyebab. Misalnya seseorang dengan penyakit Alzheimer yang juga menderita demensia vascular sehingga mengalami demensia campuran.
Bisakah demensia dicegah, menurut pakar, beberapa jenis demensia disebabkan hal-hal di luar kendali seseorang. Tetapi ada hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena demensia dengan menjaga Kesehatan secara keseluruhan dengan cara berikut ini.
- Olahraga rutin
Penelitian yang dilakukan tahun 2019 menunjukkan, latihan aerobik memperlambat atrofi hippocampus, bagian otak yang mengontrol memori. Dalam studi ini, orang lanjut usia yang aktif cenderung mempertahankan kemampuan kognitif mereka lebih baik daripada mereka yang kurang aktif.
Olahraga teratur juga baik untuk pengendalian berat badan, sirkulasi, kesehatan jantung, dan suasana hati, yang semuanya dapat memengaruhi risiko demensia Anda. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang serius, bicarakan dengan dokter Anda sebelum memulai jenis olahraga baru. Jika Anda sudah lama tidak berolahraga, mulailah dari olahraga kecil, mungkin hanya 15 menit sehari. Selain itu, pilih latihan yang mudah dan kembangkan dari sana.
- Makan dengan baik
Pola makan yang baik untuk jantung baik untuk otak dan kesehatan secara keseluruhan. Diet sehat dapat mengurangi risiko kondisi yang dapat menyebabkan demensia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diet seimbang terdiri dari buah dan sayur-sayuran, lentil dan kacang biji-bijian, umbi-umbian atau akar, telur, susu, ikan, daging tanpa lemak.
Di samping mengonsumsi makanan sehat, hindari lemak jenuh, lemak hewani, gula, dan garam. Diet Anda harus berpusat pada makanan utuh yang kaya nutrisi. Hindari makanan olahan berkalori tinggi yang memberikan sedikit atau tidak ada nilai gizi.
- Jangan merokok dan kurangi alkohol
Penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko demensia, terutama jika Anda sudah berusia 65 tahun lebih. Ini karena merokok memengaruhi sirkulasi darah di seluruh tubuh termasuk pembuluh darah di otak. Jika Anda merokok dan sulit berhenti, bicarakan dengan dokter dan jalani program berhenti merokok.
Selain tidak merokok, penelitian menunjukkan konsumsi alkohol berlebihan berisiko lebih tinggi mengalami demensia dini. Menurut Dietary Guidelines for Americans, saat ini mendefinisikan minum sedang hingga satu gelas per hari untuk wanita dan hingga dua gelas untuk pria.
- Pikiran tetap aktif
Pikiran yang aktif dapat membantu menurunkan risiko demensia, jadi teruslah menantang diri sendiri. Beberapa contohnya adalah dengan mempelajari sesuatu yang baru. Seperti bahasa baru, mengerjakan teka-teki, bermain game, membaca buku-buku yang menantang belajar, berlatih alat musik, mulai menulis, dan tetap terlibat secara sosial.
- Mengelola kesehatan secara keseluruhan
Tetap memastikan dalam kondisi baik bisa membantu menurunkan risiko demensia. Jika memiliki gangguan pendengaran, masalah tidur, dan depresi, disarankan untuk segera menemui dokter. Penting juga mengelola kesehatan apabila diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi.
Itulah cara mencegah demensia sejak usia dini. Penting diketahui, risiko pengembangan demensia meningkat seiring bertambahnya usia. Sejumlah 5-8 persen orang yang berusia di atas 60 tahun, menurut WHO memiliki bentuk demensia. Risiko demensia bisa meningkat apabila mengalami kondisi seperti aterosklerosis, depresi, diabetes, Down Syndrome, gangguan pendengaran, HIV, panyakit Huntington, hidrosefalus, penyakit Parkinson, mini-stroke, dan gangguan pembuluh darah.