Djawanews.com – Ada beberapa jenis susu kemasan yang dijual di pasaran. Ada susu steril, pasteurisasi, dan UHT. Namun apakah Anda sudah mengetahui perbedaan dan manfaat dari ketiga jenis susu tersebut? Jika belum, simak artikel berikut.
Meski sama-sama produk susu, susu steril dan pasteurisasi memiliki perbedaan dari segi cara produksinya. Perbedaannya terletak pada teknik yang digunakan untuk memanaskan produk makanan secara terkontrol yang berfungsi membunuh patogen berbahaya.
Proses pemanasan tersebut membuat produk dapat lebih awet dan lebih aman untuk dikonsumsi. Lantas apa perbedaan susu steril dan pasteurisasi?
Perbedaan Susu Steril dan Pasteurisasi
Baik susu steril maupun pasteurisasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Supaya bisa memilih susu sesuai kebutuhan, Anda perlu tahu perbedaan susu steril dan pasteurisasi berikut ini.
Susu Steril
Pembuatan susu steril dilakukan dengan dipanaskan dalam suhu tinggi, yakni 110 hingga 120 derajat celcius. Durasi waktu pemanasannya juga cukup lama karena memakan waktu 20 hingga 40 menit.
Proses pemanasan yang lama dapat membunuh semua jenis bakteri yang ada di dalam susu. Selain itu, susu steril juga dapat bertahan lebih lama meski di dalam suhu ruangan. Meski Anda simpan selama 6 bulan, susu ini tidak akan mengalami kerusakan dan perubahan rasa.
Karena pemanasannya dilakukan dalam suhu tinggi dan memakan waktu lebih panjang, maka nutrisi dalam susu mengalami kerusakan atau hilang. Kandungan nutrisi yang hilang karena proses ini, di antaranya vitamin B dan asam folat. Selain itu, sebagian besar protein dalam susu ini akan menggumpal dan mempengaruhi penyerapan oleh tubuh.
Susu Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah teknik pemanasan yang bisa diterapkan pada berbagai produk, seperti susu dan jus buah. Proses pemanasannya dilakukan dalam suhu yang lebih rendah yakni 75-85 derajat celcius. Durasi waktu pemanasannya juga cukup singkat karena hanya dilakukan selama 10-15 detik.
Lantaran proses pemanasan yang hanya sedikit, dalam susu pasteurisasi berkemungkinan masih menyimpan beberapa mikroorganisme yang tidak berbahaya ketika dikonsumsi manusia. Daya tahan susu pasteurisasi juga lebih singkat. Untuk menyimpannya selama beberapa hari, Anda perlu menaruhnya di kulkas dengan suhu 2 sampai 6 derajat celcius.
Susu pasteurisasi memiliki kelebihan berupa kandungan alami gizinya masih tinggi. Kandungan gizi susu ini lebih terjaga karena proses pemanasannya tidak dengan suhu tinggi dan hanya dalam waktu sebentar. Kandungan nutrisi alami yang terdapat dalam bahan makanan akan lebih mudah diserap oleh tubuh. Berbeda ketika Anda mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi buatan.
Apa Itu Susu UHT
Selain susu steril dan pasteurisasi, terdapat juga jenis susu ultra high temperature (UHT). Susu UHT dibuat dengan proses pemanasan dalam suhu tinggi namun dalam waktu yang singkat. Suhu dalam pemanasan UHT yakni sebesar 135 sampai 150 derajat celcius.
Proses pemanasan yang singkat bertujuan untuk mengurangi atau meminimalisasi kerusakan nutrisi yang terkandung di dalam susu. Namun prosesnya mampu membunuh mikroorganisme lebih banyak dibandingkan teknik pasteurisasi.
Meski demikian susu UHT tetap memiliki kekurangan, yakni pada kandungan gizi alaminya yang berkurang karena dipanaskan dalam suhu tinggi. Proses pemanasan dalam suhu tinggi dapat memecahkan nutrisi dan protein yang terkandung dalam susu. Oleh karena itu, biasanya produk susu UHT akan ditambahi dengan vitamin atau fortifikasi untuk tetap memberikan kebutuhan nutrisi.
Jenis susu ini merupakan produk susu yang paling umum dijual di pasaran. Daya tahan susu UHT juga lebih tinggi dari pasteurisasi karena bisa awet hingga waktu 1 sampai 6 bulan dalam suhu ruangan.
Demikianlah ulasan perbedaan susu steril dan pasteurisasi, serta susu UHT. Ketiga jenis susu ini memiliki perbedaan dari segi teknik pemanasan, yaitu tingginya suhu dan durasi waktu pemanasan. Ketiganya sama-sama baik dalam kesehatan serta memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.