Djawanews.com – Nama pendeta Saifuddin Ibrahim masih menjadi topik panas dan viral di berbagai media sosial. Hal tersebut bukan tanpa sebab, melainkan berawal dari pernyataan Saifuddin yang meminta 300 ayat di dalam Al-Quran untuk dihapuskan karena dianggap mengajarkan aliran sesat radikalisme. Ia menyebutkan bahwa Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas harus menghapus 300 ayat Al-Quran tersebut.
Sebelum menjadi seorang pendeta, Saifuddin Ibrahim merupakan pemeluk Islam yang taat. Bahkan, ia pernah lama mengajar di pondok pesantren. Berikut profil Saifuddin Ibrahim yang kini bernama Abraham Ben Moses pada Rabu, 16 MAret.
Pendeta Saifuddin Ibrahim lahir di Bima pada 26 Oktober 1965. Ia terlahir dari sebuah keluarga muslim yang taat. Ayahnya merupakan seorang guru agama Islam dan pamannya adalah tokoh penting di Organisasi Masyarakat (Ormas) Muhammadiyah di Bima. Pria yang kini berusia 56 ini pernah menempuh Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta, jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin.
Pendeta Saifuddin Pernah Ditangkap karena Kasus Penghinaan Nabi Muhammad SAW
Setelah lulus kuliah, Saifuddin Ibrahim pernah mengajar di Pondok Pesantren Darul Arqom, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Serta mengajar di Ponpes Al-Zaytun yang bertempat di Haurgeulis Indramayu di bawah asuhan Syaikh AS Panji Gumilang (1999). Pada tahun 2006, Saifuddin Ibrahim kemudian memeluk agama Kristen dan resmi menikah di Jepara. Ia pun dikaruniai empat anak.
- Pendeta Saifuddin Ibrahim Malah Remehkan Polisi Bilang Enggak Takut: Saya Lebih Takut dengan FPI
- Akhirnya Pendeta Saifuddin Jadi Tersangka Penistaan Agama, Bakal Dikejar ke Amerika?
- Pendeta Saifuddin Kembali Berulah, Menantang dan Sebut Allah Sebagai Penista: Kalau Tidak Mau Dinista, Jangan Menista!
Sebelumnya, pendeta Saifuddin Ibrahim terseret kasus hukum. Tahun 2017, pendeta ini ditangkap atas kasus ujaran kebencian. Tahun 2018, pendeta ini kembali ditangkap atas kasus penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Kini, pendeta Saifuddin Ibrahim justru melontarkan kalimat kontroversial yang meminta Menag Yaqut menghapus 300 ayat Al-Quran. Tentu saja pernyataannya tersebut memicu kecaman dari berbagai pihak salah satunya adalah Cholil Nafis. “Perlu diperiksa zahir batinnya, baik oleh dokter jiwa dan aparat penegak hukum agar toleransi terus terjaga di Indonesia,” tulis Cholil di akun Twitternya pada Selasa, 15 Maret 2022.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.