Djawanews.com – Anggota Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi baru-baru ini menjalani operasi Digital Subtraction Angiography (DSA) di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD). Proses operasi dipimpin oleh dokter militer, Letnan Jenderal TNI (Purn) Terawan Agus Putranto, Rabu (26/1).
Jelang penanganan operasi, pria yang akrab disapa Kang Dedi dan Demul ini justru kerap melontarkan candaan.
Tindakan DSA saat ini hanya ada di RSPAD, sebagai tindakan membantu melancarkan aliran darah. Diketahui Kang Dedi mengalami penyumbatan usai menjalani pemeriksaan di dokter spesialis syaraf, dan harus diantisipasi dengan tindakan DSA.
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi harus menjalani operasi DSA akibat penyempitan pembuluh darah, yang harus diantisipasi. Jika diabaikan tanpa tindakan, bisa terancam mengalami stroke.
Tindakan operasi dipimpin langsung oleh mantan Menteri Kesehatan dokter Terawan Agus Putranto.
"Ambil tindakan namanya DSA. Jadi sebuah tindakan untuk melancarkan pembuluh darah. Teknologi ini hanya ada di RSPAD. Yang dipimpin oleh dokter Terawan, jadi tidak ada di tempat lain. Saya memeriksakan di dokter syaraf, ada sumbatan menuju otak. Sehingga aliran oksigen tidak lancar. Jadi harus dilancarkan lagi," kata Dedi.
Berikut cerita Kang Dedi saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD) yang ia bagikan melalui kanal Youtube pribadinya.
Saat tiba di rumah sakit Kang Dedi diminta untuk berganti pakaian rumah sakit. Kemudian mendapatkan anestesi lokal di paha kanan, serta tangan kiri untuk diinfus.
Sembari menunggu proses bius lokalnya bekerja, kedua suster menjelaskan prosedur jalannya operasi DSA.
"Bapak kami antar ke sana, nanti dibius lokal. Jadi saat tindakan, nanti tidak terlalu sakit. Nanti tindakannya kurang lebih 30 menit. Setelah itu bapak kembali ke ruangan, kaki kanannya tidak boleh ditekuk," terang suster.
Sesudah menjalani tindakan DSA atau Digital Subtraction Angiography, Kang Dedi disarankan untuk tetap beristirahat di kasur. Dia juga wajib banyak minum dan buang air kecil.
Tapi karena kondisi tidak boleh banyak bergerak, maka ia diminta menggunakan kateter atau pispot. Kemudian terjadilah cekcok penuh canda antara Demul dengan suster lantaran Dedi mengeluh tak mau pakai pispot.
"Untuk pipisnya di tempat tidur. Dibantu pakai pispot. Bapak tidak boleh tahan pipis, nanti bisa bengkak. Mau pakai kateter?," tanya suster.
"Jangan pakai pispot dong. Saya ke kamar mandi saja. Tapi kan saya orang sehat atuh," ucap Dedi.
"Enggak boleh. Iya bapak, tapi kan ini biar lebih sehat lagi," ungkap suster.
"Aduh pakai pispot," teriak Kang Dedi.
"Atau pakai pampers pak, izin," tukas perawat pria lain.
Selama 4 jam kaki kanannya tidak boleh ditekuk. Usai memasukkan alat dari paha kanan, sehingga tidak lagi terancam penyakit stroke. Sebagai upaya pencegahan, setelah menjalani pemeriksaan di dokter syaraf.
"Nanti setelah tindakan, sekitar 4 jam ke depan ini infus masih ada. Nanti kalau pH-nya kurang, gimana. Nanti habis tindakan, lebih bagus lagi aliran darahnya. Minum yang cukup, harus pipis," papar suster.
"Mohon doanya ya. Doakan aku ya biar sehat, ini pertama dalam hidup saya," lambai Dedi menuju ruang operasi.
"Tadi seperti ada permen ke kepala, dingin banget. Yang berat pas masukin alat itu. Tapi semua sudah dilewati. Sekarang saya menuju ruang kamar untuk istirahat. Kaki kiri boleh ditekuk, kanan tidak boleh. Terima kasih semuanya, terima kasih dokter Terawan," pungkasnya.
Ingin tahu informasi lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.