Djawanews.com – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi ikut mengomentari lonjakan harga bawang putih yang terjadi dalam sepekan terakhir. Dirinya menyarankan agar pemerintah menekan impor bawang putih dengan cara mengubah skema impornya.
“Skema impor bawang putih harus diubah menjadi tender sehingga pengimpor akan bersaing untuk menawarkan harga terendah,” kata Dedi Mulyadi, seperti dikutip dari Antara.
Selain lebih transparan, menurut Dedi, melalui skema tender, masyarakat dapat mengetahui langsung harga bawang putih impor dan dapat mengestimasikan harganya saat dijual di pasar. Dengan begitu, pemerintah tinggal menghitung kebutuhan bawang putih sebab kebutuhan bawang putih di setiap daerah berbeda-beda.
Pemerintah masih melakukan impor bawang putih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini produksi dalam negeri hanya mampu memproduksi 84 ribu ton dari total kebutuhan 500 ribu ton per tahun.
Saran Dedi Mulyadi pada pemerintah
Upaya lain dalam menekan impor bawang putih menurut Dedi yaitu menerapkan kebijakan kompensasi pembiayaan, menurutnya hal ini lebih efektif ketimbang importir diwajibkan melakukan penanaman.
Menurutnya, kultur tanah di Indonesia tidak terlalu cocok dengan tanaman bawang putih sehingga jika terlalu dipaksakan hal tersebut belum tentu bisa menutupi kebutuhan bawang putih.
“Saya minta importir tidak perlu tanam, tapi kompensasi pembiayaan diarahkan untuk membina petani agar menambah produksi. Misal, petani sekarang hanya mampu 10 hektare nanti didukung agar produksinya bisa mencapai 40 hektare,” katanya.