Djawanews.com – Pasar kendaraan listrik di dunia mulai menunjukkan taringnya. Isu pencemaran lingkungan menjadi isu yang banyak dibahas. Salah satu pencegahan pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan teknologi listrik untuk kendaraan.
Guna mengurangi dampak pemanasan global, dapat menggunakan kendaraan listrik untuk kegiatan mobilitas sehari-hari. Segala sesuatu yang memanfaatkan listrik semakin hangat dibicarakan, semakin popular pula digunakan, tak heran jika saat ini banyak ditemui kendaraan listrik, baik berupa kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kendaraan listrik ini merupakan kendaraan masa yang ramah lingkungan, dapat menjadi pilihan supaya udara tetap bersih serta ramah lingkungan. Isu pencemaran lingkungan menjadi highlight diberbagai lapisan, hal ini karena kondisi yang semakin mengkhawatirkan. Emisi karbon kendaraan yang banyak digunakan kaum untuk mobiltas ini menjadi penyumbang paling banyak, sehingga untuk menjawab masalah ini adalah dengan memanfaatkan teknologi listrik, menggunakan kendaraan listrik.
Usaha untuk mendorong implementasi ini, pemerintah melalui banyak sektor, mendorong kerjasama dengan berbagai pihak, mulai dari industri, lembaga penelitian, serta masyarakat supaya dapat mempercepat pengalihan dari kedaraan BBM menjadi kendaraan listrik. Saat ini, jumlah penggunanya semakin bertambah seiring banyaknya orang-orang yang peduli terhadap lingkungan.
Masa depan industri otomotif di Indonesia mulai mengalami transisi menuju industri yang lebih ramah lingkungan, didukung dari kesiapan Indonesia memasuki era kendaraan listrik mellaui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 mengenai Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle atau BFV). Kementrian ESDM menargetkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) pada 2040 sudah mencapai 71% dengan tidak ada penjualan motor konvensional serta konsumsi listrik mencapai 2.847 kWh/kapita. Saat ini, data terbaru, porsi bauran EBT mencapai 11,5%.
Persediaan Bahan Baku
Semakin bertambahnya peminat kendaraan listrik, maka semakin meningkat pula persediaan barang yang dipasarkan. Hal tersebut menjadikan perusahaan untuk dapat memasarkan secara optimal seiring banyaknya kebutuhan pasar yang perlu dipenuhi. Perusahaan dituntut untuk terus mengembangkan kreativitas dalam mencapai tujuan guna menghasilkan laba yang optimal supaya dapat mengembangkan, memajukan, serta mempertahankan kelangsungan perusahaan. Salah satu faktor yang meningkatkan bidang usaha adalah dengan sistem persediaan yang baik. Seiring banyaknya kebutuhan pasar yang perlu dipenuhi.
Banyaknya industri yang berkembang di Indonesia perlu didukung oleh manajemen yang disiplin serta terkontrol supaya mampu bertahan dalam persaingan dunia industri, salah satunya dengan melakukan penanganan persediaan. Pemeriksaan persediaan secara periodik perlu dilakukan perusahaan. Persediaan sangat berperan penting pada kelangsungan kinerja maupun kelangsungan perusahaan, serta kemajuan teknologi juga sangat berperan dalam
menunjang kebutuhan perusahaan. Peran penting teknologi dalam menunjang kelancaran proses pengolahan data, utamanya data persediaan bahan baku. Saat ini banyak ditemui program aplikasi guna menunjang kebutuhan tersebut, aplikasi itu mengarah pada aplikasi pergudangan. Pengendalian persediaan bahan baku merupakan hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan bahan baku untuk proses produksi. Memprediksi permintaan secara tepat sangat sulit karena perusahaan tidak dapat memprediksi keinginan konsumen, guna menangulangi hal tersebut, perusahaan perlu merencanakan dengan matang dalam mengendalikan bahan baku supaya tidak terlalu berlebihan dan tidak pula kekurangan.
Perusahaan harus tepat dalam mengendalikan persediaan bahan baku supaya selalu ada dan tidak mengalami kekosongan.Kemampuan perusahaan dalam pengadaan bahan baku sangat mempengaruhi kelancaran proses produksi. Pengendalian yang baik, maka tujuan perusahaan dapat dicapai secara efektif serta efisien. Pengendalian yang baik akan memudahkan perusahaan dalam
menjalankan kegiatan produksi karena kegiatan dapat diarahkan guna mencapai tujuan perusahaan yang telah direncanakan. Perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan laba, salah satu hal mempengaruhi tujuan adalah kelancaran produksi. Kelancaran produksi sangat bergantung pada keberhasilan manajemen logistik dalam merencanakan serta mengendalikan persediaan bahan baku.
Kegiatan pengendalian persediaan bahan baku jika dilakukan dengan baik dapat berjalan efektif dan memperoleh biaya yang optimal. Ketersediaan bahan baku yang berlebih akan menimbulkan biaya yang lebih banyak sehingga akan menganggu keuangan pada pos biaya lainya, apabila persediaan bahan baku kurang, maka akan menganggu kelancaran proses produksi.
Menurut penulis, perusahaan kendaraan listrik ini dapat menyediakan bahan baku dengan memanfaatkan sistem periode tetap (fixed time period) dengan strategi produksi make to stock. Sistem periode tetap merupakan sistem dimana pesanan persediaan dilakukan pada selang waktu tertentu secara berkala. Perusahaan kendaraan listrik dapat menyediakan bahan baku diawal bulan dengan jumlah kapasitas produksi. strategi produksi make to stock ini merupakan cara produksi berdasatkan peramalan. Proses produksi dilakukan dari pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi tanpa menunggu produk diterima oleh permintaan konsumen. Hasil produksi akan disimpan di gudang atau jaringan distrubusi guna mengantisipasi permintaan di masa mendatang, persediaan produk ini dikendalikan supaya dapat mengurangi terjadinya kekurangan (shortage).
Keuntungan Sistem Periode Tetap:
- Pengendalian persediaan hanya salah satu dari beberapa tugas yang dimiliki karyawan sehingga prosedur administratifnya berjalan dengan baik,
- Tidak adanya perhitungan persediaan barang-barang secara fisik setelah barang diambil,
- Tepat diterapkan jika penjual melakukan kunjungan secara rutin kepada pelanggan,
- Menekan persediaan barang berlebihan di gudang, sehingga perputaran uang sehat
bagi perusahaan, maka tidak akan mengganggu kelancaran operasional perusahaan,
Kekurangan Sistem Periode Tetap:
Tidak adanya perhitungan jumlah persediaan sepanjang periode tinjauan ulang, sehingga memunculkan terjadinya kekosongan persediaan selama periode tertentu.
Ditulis oleh Prihantika Septi Cahyani, Mahasiswa Magister Manajemen, UPN “Veteran” Yogyakarta
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.