YOGYAKARTA - Bangunan bukan hanya soal struktur beton dan baja. Di Asia Tenggara, sektor ini merupakan salah satu penyumbang emisi terbesar, dengan Indonesia menyumbang 33% dari total emisi gas rumah kaca, terutama karena penggunaan pendingin udara. Jadi sektor bangunan rendah karbon mulai diperhatikan.
Menghadapi kenyataan ini, kawasan ASEAN kini berfokus untuk mempercepat transisi menuju bangunan rendah karbon, dengan Indonesia sebagai sorotan utama.
ASEAN Fokus pada Transisi Bangunan Rendah Karbon untuk Kurangi Emisi
Upaya transisi ini dipimpin oleh proyek Asia Low-Carbon Buildings Transition (ALCBT), yang melibatkan ASEAN Centre for Energy (ACE), Global Green Growth Institute (GGGI), dan HEAT International, didukung oleh International Climate Initiative (IKI).
Konsorsium itu bertujuan memperkenalkan teknologi pendinginan hemat energi, memperkuat kebijakan, dan meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya bangunan hijau.
Direktur Eksekutif ACE, Razib Dawood menekankan bahwa ASEAN tidak dapat menunda langkah lebih lama. “Pengadaan hijau adalah cara yang efektif mempercepat transisi rendah karbon di kawasan. Dengan memberikan contoh melalui kebijakan pengadaan, pemerintah dapat mengurangi emisi dan mendorong produsen berinovasi,” jelasnya.
Indonesia, sebagai negara dengan kontribusi besar terhadap emisi sektor bangunan, memerlukan perhatian serius terhadap efisiensi energi. Di negara tropis ini, kebutuhan pendinginan udara yang tinggi semakin memperumit tantangan transisi.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti menegaskan pentingnya peran pengembang dan pemerintah daerah dalam sertifikasi bangunan hijau.
Lebih lanjut, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyebutkan bahwa efisiensi energi di sektor bangunan dapat menurunkan hingga 37% emisi nasional. “Efisiensi energi memberikan manfaat langsung, termasuk penghematan biaya listrik yang dapat dirasakan masyarakat,” tambahnya.
Transisi menuju bangunan rendah karbon menjadi kunci untuk mencapai target iklim regional dan global. Dengan komitmen kuat ASEAN dan Indonesia, sektor bangunan yang sebelumnya menjadi penyumbang emisi, kini bertransformasi menjadi bagian dari solusi menuju Net Zero Emission.
Dukungan terhadap kebijakan pengadaan hijau, penggunaan teknologi hemat energi, serta sertifikasi bangunan hijau, menjadi langkah penting dalam mewujudkan lingkungan yang lebih berkelanjutan.
Demikian informasi seputar bangunan rendah karbon. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.