Djawanews.com - Pada Sidang Umum PBB di New York pada 23 September 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat kontroversi dengan mengecam upaya pengembangan energi hijau. Dalam pidato yang berdurasi satu jam, Trump menyebut perubahan iklim sebagai "penipuan terbesar di dunia" dan menolak energi terbarukan, yang ia anggap mahal dan tidak efektif.
Trump melontarkan kritik keras terhadap kebijakan perubahan iklim global menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim yang digelar oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
Menurut Trump, kebijakan pengurangan emisi dan promosi energi hijau hanyalah sebuah upaya yang mengalihkan tanggung jawab dari negara-negara maju ke individu. Ia menilai hal ini sebagai bagian dari "perang budaya" yang memperburuk polarisasi di Amerika Serikat.
"Perubahan iklim adalah penipuan. Jejak karbon adalah tipuan yang diciptakan oleh pihak-pihak dengan niat jahat," kata Trump, menambahkan bahwa energi terbarukan hanya merupakan lelucon yang tidak berfungsi. Ia lebih memilih mendukung eksplorasi bahan bakar fosil, termasuk minyak, gas, dan batu bara.
Pandangan Berbeda dari Tiongkok dan Ilmuwan Global Soal Energi Hijau
Sementara Trump menolak energi terbarukan, Tiongkok justru memperlihatkan komitmen terhadap energi hijau dengan mengekspor teknologi terbarukan, seperti panel surya dan kendaraan listrik, ke berbagai negara. Di sisi lain, kritik datang dari kalangan ilmuwan, seperti Rachel Cleetus dari Union of Concerned Scientists, yang menilai bahwa tindakan Trump sangat merugikan rakyat Amerika dan dunia.
"Perubahan iklim adalah kenyataan yang tidak bisa diabaikan. Masyarakat membutuhkan solusi energi bersih, bukan propaganda untuk mendongkrak keuntungan industri bahan bakar fosil," ujar Cleetus.
Pandangan kontroversial Trump terhadap energi hijau dan perubahan iklim memperlihatkan ketegangan antara upaya global menuju keberlanjutan energi dan politik dalam negeri Amerika Serikat. Meskipun Trump menentang kebijakan energi bersih, negara-negara lain, termasuk Tiongkok, terus mendorong teknologi terbarukan sebagai solusi masa depan.
Demikian informasi seputar pernyataan Donald Trump soal masa depan energi hijau. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.