Banyak pemakai tidak mengetahui bahaya uap vape dapat mematikan.
Rokok elektrik atau vapor atau vape pada mulanya muncul dengan tagline rokok sehat. Namun rokok jenis baru tersebut tidak sepenuhnya sehat, malah sangat membahayakan. Artikel ini akan membahas bahaya uap vape yang harus Anda waspadai.
Berbeda dengan rokok, vape muncul ke pasaran dengan berbagai varian rasa dan aroma yang menyegarkan. Namun jika kita teliti lebih cairan yang digunakan dalam vaping sama halnya dengan rokok, berbaya dan mematikan.
Resiko dan Bahaya Menghirup Uap Vape
Meskipun berbagai negara sudah melarang peredaran vapor, di Indonesia vaping dijadikan oleh kaum muda sebagai gaya hidup. Meskipun Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sudah melarang peredaran vapor, namun hal tersebut sekaan tidak pernah dihiraukan pemakainya.
Di luar negeri, khususnya Amerika Serikat (AS), larangan vape dimulai lantaran banyaknya kasus gangguaan kesehatan yang disebabkan oleh vaping. Dilansir dari CNN, sebanyak lebih dari 500 kasus penyakit paru-paru (8 orang meninggal) terjadi di AS lantaran kebiasaan vaping.
Terkait bahaya uap vape, perwakilan dari Perhimpunan Dokter Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dokter Ario Soeryo Kuncoro menyatakan jika kebiasaan vaping dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular 56%, stroke 30%, dan jantung koroner sebesar 10 persen.
Tidak hanya berbagai penyakit di atas, kebiasaan vaping juga dapat merusak organ lainnya seperti hati dan ginjal. Untuk jangka waktu lama, vape juga dikaitkan dengan kanker.
Cairan likuid dalam vape yang mengandung formaldehida, adalah zat yang menyebabkan kanker. Cairan tersebut terbentuk dari reaksi propelin glikol dan gliserol ketika dipanaskan.
Dokter spesialis anak Catharine Mayung dari sumber yang sama juga angkat bicara soal dampak vape bagi kecerdasan anak-anak. Sebagaimana diketahui, pemakai vapor saat ini mayoritas berasal dari kalangan anak muda dan remaja.
Menurut dokter Mayung, ketika umur manusia sampai 25 tahun terjadi perkembangan bagian otak yang berhubungan dengan kebijaksanaan, perilaku, dan kecerdasan. Namun, bagian tersebut rentan terhadap nikotin yang efeknya dapat mencapai otak hanya dalam waktu 7 detik.
Meskipun studi dan penelitian ilmian yang fokus pada dampak uap vape masih minum, namun banyak pakar kesehatan meng-amini jika vape memiliki dapat kesehatan jangka panjang yang berbahaya.
Sama halnya dengan rokok, bahaya uap vape mungkin tidak dapat langsung dirasakan, terlebih vape masih tergolong baru. Penasaran dengan efek vaping lainnya? Ikuti terus artikel-artikel di website berita harian online kesehatan.