Djawanews.com – Obat Kortikosteroid Dexamethasone ramai diperbincangkan di media sosial karena disebut efektif menurunkan angka kematian pasien Covid-19.
Hal itu mengemuka pasca peneliti dari Universitas Oxford melakukan uji coba terkait pemberian Dexamethasone kepada ribuan pasien Covid-19 di rumah sakit.
Hasilnya, obat tersebut sukses mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 dengan kondisi parah. Kendati demikian, Dexamethasone bukan obat untuk Pencegahan.
Dexamethasone Efektif Mengobati Pasien Covid-19, Tapi Tidak untuk Mencegah
Perlu diketahui, Dexamethasone adalah obat anti inflamasi golongan kortikosteroid yang kerap dipakai untuk mengatasi peradangan dan alergi. Di apotek, obat ini dapat dibeli dengan harga yang sangat murah, yakni Rp 2000-3000 per stripnya.
Dexamethasone disebut-sebut menjadi obat pertama yang dapat memperbaiki survival pasien Covid-19.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Univeritas Oxford, pasien yang diberi Dexamethasone 6mg/hari baik secara oral ataupun intra vena memiliki peluang hidup yang lebih besar ketimbang yang tidak mendapatkan tambahan obat Dexamethasone.
Kendati demikian, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI menegaskan Dexamethasone tidak bisa digunakan untuk pencegahan.
“Dexamethason tidak dapat digunakan untuk pencegahan Covid-19,” tulis BPOM RI dalam keterangan tertulisnya.
Alih-alih untuk mencegah Covid-19, Dexamethasone justru memiliki efek samping yang cukup berbahaya jika digunakan oleh seseorang tanpa indikasi medis. Antara lain:
- Menurunkan daya tahan tubuh
- Mengingkatkan tekanan darah
- Diabetes
- Moon face (wajah membengkak)
- Dan efek samping lainnya yang berbahaya.
Senada dengan BPOM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Ari Fahrial Syam juga menegaskan bahwa Dexamethasone tidak bisa untuk mencegah infeksi Covid-19.
“Jangan latah ketika ada info tentang Dexamethasone yang dapat mencegah kematian, bukan berarti obat ini untuk mencegah infeksi Covid-19,” tegas dr Ari mengutip Okezone, Jumat (19-6-2020)