Djawanews.com – Fantasi Seks dengan praktik bondage and discipline (perbudakan dan disiplin), dominance and submission (dominasi dan penyerahan diri) serta sadism and masochism (sadis dan masokis) atau yang lebih akrab disebut Seks BDSM, seringkali dianggap sebagai penyimpangan seksual atau gangguan jiwa.
Istilah seks BDSM menjadi viral setelah disebut dalam RUU ketahanan keluarga meski tidak menyebutnya secara eksplisit.
Gambaran keliru yang dimuat dalam film dan media membuat BDSM disalah artikan sebagai tindak kekerasan. Padahal sebenarnya tidak.
BDSM: Cara untuk Mewujudkan Fantasi Seks
Asal tau saja, BDSM jika dilakukan dengan aman dapat menjadi cara untuk mewujudkan fantasi seksual agar hubungan semakin bergairah.
Saat melakukan seks BDSM, ada pasangan yang berperan sebagai pemegang kendali. Sedangan satunya mengambil peran sebagai submisif yang harus tunduk pada dominan. BDSM dilakukan dengan prinsip kesepakatan.
Melansir National Domestic Vilence Hotline, berikut perbedaan seks BDSM dan kekerasan seksual.
1. Adanya kesepakatan
Hal yang paling penting dalam praktik BDSM adalah kesepakatan pasangan yang dilakukan dalam keadaan sadar.
Sedangkan kekerasan seksual dilakukan tanpa konsensus dan hanya bertujuan untuk memuaskan hasrat pelaku.
2. Komunikasi
Yang sering luput dari pemberitaan terkait BDSM adalah, pihak dominan maupun submisif sama-sama memiliki hak untuk menyampaikan pikirannya.
Pihak submisif dapat berembuk terlebih dahulu sebelum menyusun aturan serta berhak menolak jika merasa tidak nyaman.
Di sisi lain, kekerasan seksual tidak pernah melakukan komunikasi dan membuat salah satu pihak menjadi korban.
3. Ada-tidaknya Batasan pada Kedua Pihak
Selain konsensus dan komunikasi yang jelas, alasan terakhir mengapa BSM tetap aman untuk dilakukan adalah karena ada batasan pada kedua pihak. Pihak submisif dapat menggunakan ‘kata aman’ ketika sudah merasa tidak nyaman.
Saat si submisif mengucapkan ‘kata aman’, pihak dominan wajib menghentikan aktivitas seksualnya.
Sementara itu, kekerasan seksual tidak mengenal batas aman bagi si submisif. Ketika ada kekerasan, korban tidak bisa menyetop perbuat pelaku sehingga membuatnya tersiksa.
Baik BDSM maupun aktivitas seks biasa, masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Sebagian orang mungkin lebih bergairah jika ditambahkan sedikit bumbu sadis dan masokis. Namun, bercinta dengan penuh kasih sayang juga tidak ada salahnya. Keduanya dapat dilakukan asalkan tidak ada paksaan.