Djawanews.com - Tingkat kesuburan warga Korea Selatan baru-baru ini dikabarkan turun ke level terendah di dunia. Hal ini diungkapkan dalam sebuah laporan yang dirilis pada Rabu (24/2/2021) kemarin.
Laporan itu menyebutkan hal ini disebabkan ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Pasangan-pasangan di Korea Selatan pun enggan menikah bahkan memiliki anak.
Berdasarkan data tahunan resmi Badan Statistik Korea Selatan, jumlah bayi yang diharapkan per wanita di Korea Selatan turun menjadi 0,84 persen pada tahun 2020. Jumlah itu turun lebih jauh dari rekor terendah sebelumnya sebesar 0,92 di tahun 2019.
Angka tadi menunjukkan level rendah di antara lebih dari 180 negara yang terdaftar dalam anggota Bank Dunia.
Angka itu jauh di bawah Amerika Serikat yang tercatat 1,73 dan Jepang 1,42.
Penurunan tersebut tercatat sebagai sejarah yang suram setelah populasi Korea Selatan menurun untuk pertama kalinya tahun lalu. Korea Selatan yang memiliki perekonomian terbesar keempat di Asia ini menjadi negara dengan penuaan tercepat.
Pemerintah Korea Selatan bahkan dianggap gagal membalik penurunan angka kelahiran. Padahal negara itu telah menghabiskan miliaran dollar AS setiap tahun untuk subsidi dan perawatan anak. Termasuk pula tunjangan cuti ibu melahirkan.
Seoul, ibu kota Korea Selatan, tercatat sebagai kota dengan tingkat kelahiran terendah. Seoul berada di angka 0,64.
Menurut laporan BBC, data Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington AS menyebutkan tingkat kesuburan global telah turun hampir 50% menjadi 2,4 pada 2017. Jurnal ilmiah The Lancet bahkan memperkirakan angkanya akan di bawah 1,7 pada 2100 mendatang.
Populasi warga dunia akan mencapai puncak di 2064 yakni mencapai 9,7 miliar orang. Namun akan turun ke 8,8 miliar.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.