Djawanews.com – Beberapa ibu hamil berpotensi mengalami masalah bayi makrosomia. Makrosomia merupakan kondisi ketika bayi di dalam kandungan memiliki ukuran yang lebih besar dari rata-rata.
Bayi dianggap normal ketika berat bayi berada di kisaran 2,5-4 kilogram. Sementara pada kondisi makrosomia, bayi justru memiliki berat di atas 4 kilogram, bahkan bisa 4,5 kligram. Kondisi demikian bisa mempersulit proses persalinan normal, pasalnya bisa menyebabkan cedera pada bayi maupun ibu.
Tanda Makrosomia pada Ibu Hamil
- Tinggi Fundus Besar
Selama masa antenatal care atau pemeriksaan kehamilan rutin, dokter akan mengukur tinggi fundus, yaitu jarak dari bagian atas rahim ke tulang kemaluan ibu. Mengutip Web MD, ahli pediatrik di California, Dan Brennan, MD, menjelaskan tinggi fundus dianggap normal apabila besarannya dalam sentimeter sama dengan jumlah minggu dalam kehamilan atau kurang dua minggu dari usia kehamilan sebenarnya.
Misalnya, bila kehamilan telah memasuki usia 30 minggu, maka tinggi fundus antara 28-30 sentimeter masih dianggap normal. Tetapi, jika tinggi fundus jauh dari jumlah usia kehamilan dalam hitungan minggu bisa menjadi tanda bahwa ibu mengalami makrosomia janin.
- Cairan Ketuban Berlebihan
Dikutip dari Mayo Clinic, memiliki cairan ketuban yang berlebihan dalam rahim atau disebut dengan polihidramnion, bisa menjadi tanda bahwa bayi di dalam kandungan ukurannya lebih besar dari seharusnya. Jumlah air ketuban menjadi tanda seberapa banyak urine yang diproduksi bayi, sehingga janin yang lebih besar dianggap bisa menghasilkan lebih banyak urine.
- Kehamilan Lewat Bulan
Kehamilan lewat bulan, artinya yang berlangsung lebih dari 42 minggu juga bisa menjadi salah satu gejala makrosomia. Sebab, selama kehamilan terus berlanjut, maka bayi di dalam kandungan juga akan terus tumbuh dan berkembang, sehingga berisiko memiliki ukuran yang lebih besar saat lahir.
Ingin tahu informasi mengenai kesehatan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.