Djawanews.com – Ada beberapa kondisi plasenta yang bisa membahayakan ibu hamil, yakni plasenta previa, solusio plasenta, pengapuran plasenta, dan plasenta akreta. Plasenta akreta sendiri sering disebut sebagai komplikasi yang berbahaya bagi ibu hamil dan janin.
Ada dua tingkat awal keparahan kondisi ini, yakni plasenta akreta dan plasenta inkreta. Lantas, apa perbedaannya?
Perbedaan Plasenta Akreta dan Plasenta Inkreta
Plasenta akreta merupakan kondisi yang paling umum terjadi pada ibu hamil di mana plasenta menempel kuat pada dinding rahim, tetapi tidak sampai menembusnya. Dokter kandungan di Tampa General Hospital, Florida, Dr Sarah Obican, MD menjelaskan di laman What to Expect bahwa, ketika plasenta akreta terjadi, pembuluh darah dan jaringan lain dari plasenta tumbuh lebih dalam ke dalam jaringan rahim, sehingga sulit terlepas saat ibu melahirkan.
Plasenta akreta tidak sampai mempengaruhi kondisi otot dan juga organ di sekitar rahim, namun tetap memiliki risiko yang berbahaya bagi ibu dan bayi di dalam kandungan. Pendarahan sebelum melahirkan pada trimester ketiga kehamilan bisa saja terjadi pada ibu hamil dengan plasenta akreta.
Sementara itu, plasenta inkreta memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi daripada plasenta akreta. Pada kondisi ini, plasenta tertanam jauh lebih dalam ke dinding rahim hingga melekat ke otot-otot rahim.
Plasenta inkreta tidak menembus dinding rahim, tetapi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti kegagalan organ, sindrom gangguan pernapasan akut dan bahkan kematian seperti dikutip dari Healthcare of Utah University.
Meski memiliki tingkat keparahan yang berbeda, baik plasenta akreta maupun plasenta inkreta sama-sama bisa mengancam keselamatan ibu dan janin. Ibu hamil dengan plasenta akreta ataupun inkreta berisiko melahirkan bayinya secara prematur, mengalami pendarahan berlebihan saat melahirkan, kerusakan pada rahim, kehilangan kesuburan hingga kematian.
Kondisi plasenta akreta dan plasenta inkreta dianggap sebagai komplikasi yang disebabkan oleh kelainan lain pada dinding atau rahim, jaringan parut dari operasi caesar atau jenis operasi rahim lainnya, seperti pengangkatan fibroid. Tetapi, dalam beberapa kasus, kondisi ini juga bisa terjadi tanpa adanya riwayat operasi tertentu.
Ingin tahu informasi mengenai kesehatan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.