Djawanews.com – Pengapuran plasenta pada ibu hamil sebenarnya adalah kondisi yang normal dialami. Namun, ada beberapa kasus pengapuran plasenta lebih awal atau biasa disebut dengan pengapuran plasenta dini.
Pengapuran plasenta dini biasanya disebabkan oleh penumpukan kalsium lebih awal, yang pada akahirnya bisa membuat plasenta tidak dapat berfungsi dengan baik dan sebagaimana semestinya. Kondisi ini membuat jaringan plasenta perlahan mengeras atau mengapur, sehingga menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi pada bayi terhambat.
Ciri-ciri dan Gejala Pengapuran Plasenta Dini pada Ibu Hamil
Sebenarnya, tidak ada ciri-ciri atau gejala fisik khusus pada ibu hamil dengan pengapuran plasenta dini. Tapi, salah satu ciri umum yang bisa dirasakan oleh ibu hamil adalah bayi di dalam kandungan tampak kurang aktif bergerak dari biasanya atau bahkan berhenti bergerak sama sekali, terutama di pagi hari. Hal ini dijelaskan oleh Tanya Tantry, MD, ahli Obstetri dan Ginekologi seperti dikutip dari Flo.
Meski tidak selalu menandakan pengapuran plasenta, namun, pendarahan vagina, kontraksi rahim, nyeri perut atau nyeri punggung bagian bawah yang terjadi saat kehamilan belum cukup bulan juga perlu diwaspadai. Pengapuran plasenta menyebabkan terganggunya tumbuh kembang bayi di dalam kandungan, sehingga jika perut ibu hamil tidak tumbuh dan membesar sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu, bila Anda mengalami beberapa ciri dan gejala tersebut saat hamil, maka sebaiknya segera konsultasi ke dokter. Sebab, jika tidak segera ditangani, kondisi pengapuran plasenta dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti, kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, bayi lahir mati, hingga solusio plasenta.
Ingin tahu informasi mengenai kesehatan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.