Djawanews.com – Wanita remaja hingga dewasa normalnya pasti akan mengalami menstruasi. Keluarnya darah dalam proses menstruasi disebabkan karena sel telur tidak dibuahi sehingga terjadi peluruhan lapisan dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. Sindrom pramenstruasi ini didefinisikan sebagai gejala psikologis dan fisik yang berulang yang terjadi selama fase luteal. Beberapa gejala yang sering dirasakan, seperti rasa nyeri di perut bagian bawah, merasa sangat lelah, nyeri otot terutama di punggung bagian bawah atau perut tetapi tahukah kamu ada gejala yang lebih parah dari gejalanya Premenstrual Syndrome (PMS) ini, yaitu gejala dari Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). Mungkin beberapa dari kita, khususnya perempuan sudah pernah mendengar kalimat Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) atau mungkin banyak dari kita yang asing dengan kalimat tersebut. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) ini merupakan salah satu dari gangguan emosional, lalu apa sih sebenarnya Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) ini, yuk simak penjelasannya! Apakah kalian tau apa itu Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)? Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) atau gangguan disforik pramenstruasi adalah salah satu gangguan dengan beberapa gejala fisik dan perilaku yang jauh lebih parah dari PMS atau premenstrual syndrome, seseorang yang mengalami PMDD akan merasakan kesedihan, kemarahan, kecemasan yang sangat ekstrem yang biasanya gejala ini berhenti pada awal masa menstruasi. Gejala PMDD ini biasanya muncul 1-2 minggu sebelum datangnya hari menstruasi dan akan hilang 2-3 hari setelah menstruasi terjadi. Gejala apa saja yang dirasakan oleh penderita Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)? Para ahli masih belum memahami secara pasti apa penyebab dari PMDD ini, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita terkena PMDD, yaitu mempunyai riwayat keluarga dengan PMDD atau PMS, mempunyai riwayat depresi, gangguan tiroid, mempunyai depresi postpartum (pascamelahirkan) dan lainnya. Gejala dari Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) biasanya bisa didiagnosis sendiri, PMDD akan menyebabkan perubahan suasana hati secara ekstrem yang bisa mengganggu aktivitas dan merusak hubungan. Biasanya wanita akan mengalami tanda-tanda atau gejala dari Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) dapat berbeda tiap orang, beberapa contoh tanda atau gejala umumnya, yaitu rasa lemas dan lelah yang sangat amat luar biasa, perubahan mood yang ekstrem sampai muncul kecemasan atau depresi, sulitnya untuk berkonsenterasi, palpitasi jantung (jantung berdebar lebih cepat), paranoid (tidak memiliki gangguan kepribadian paranoid), mudah lupa, kejang otot atau nyeri sendi, nyeri haid, gejala terkait retensi cairan, seperti pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, dan tangan, atau buang air kecil berkurang. Nyeri perut yang dialami para wanita saat sedang haid memang hal yang biasa, namun jika kalian merasa rasa sakit itu terus menerus dan merasakan gejala lainnya yang lebih parah, segera berkonsultasilah dengan dokter jika berbagi cara yang kita lakukan tidak dapat menghilangkan rasa sakit itu agar bisa langsung ditangani dengan baik dan tidak membuatnya semakin parah dan menjadi Premenstrual Dysphoric Disorder. Ingin tahu informasi mengenai kesehatan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews |