Djawanews.com – Ahli epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman mengungkapkan bahwa saat ini muncul varian COVID-19 yang lebih berbahaya dari varian delta dan varian Mu. Varian baru tersebut yakni virus corona C.1.2.
"Varian 1.2 ini luar biasa menurut saya. Kalaupun ada varian yang bisa mengalahkan Delta, varian 1.2 inilah yang punya potensi itu," kata Dicky dalam diskusi daring, Selasa, 14 September.
Dikcy menuturkan varian C.1.2 lebih berbahaya karena varian itu adalah mutasi dari beberapa jenis virus corona yakni alfa, beta, delta dan gamma.
Melihat bahayanya varian baru ini, Dicky mengimbau pemerintah untuk bersiap dan mencegah masuknya varian tersebut.
"Makanya bahwa ada potensi varian yang lebih hebat dari Delta itu ada. Dan itu masalah waktu kalau masuk Indonesia dan untuk itu kita harus siap-siap," ujar dia.
Adapun Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pemerintah tengah mengamati tiga varian baru COVID-19 agar tidak masuk ke wilayah Indonesia.
"Sebagai antisipasi, kita mengamati ada tiga varian baru yang kita amati dari dekat. Pertama adalah varian Lambda, kedua varian MU, dan yang ketiga adalah varian C.1.2," kata Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Senin, 13 September.
Budi mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan varian Lambda dan Mu yang keduanya ditemukan di Amerika Selatan dalam kategori variant of interest.
Sementara itu, varian C.1.2 merupakan varian terbaru yang ditemukan di Afrika Selatan dan disebut telah mengkhawatirkan banyak ilmuwan.
"Karena varian ini mutasinya banyak sekali yang sama seperti yang lainnya, juga mereka dilihat bisa menghindari sistem kerja imunitas kita yang sudah bentuk berdasarkan varian-varian sebelumnya," ujar Budi.