Djawanews.com - Narkotika, psikotropika, dan obat-obatan terlarang, atau yang disingkat Narkoba, merupakan senyawa aktif yang dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan juga perilaku seseorang. Narkoba merupakan bahan yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, dengan cara diminum, diisap, atau disuntikkan.
Narkoba sudah tidak asing lagi di kalangan pelajar dan juga mahasiswa.Kebanyakan dari mereka pada akhirnya mencoba obat terlarang tersebut, yang awalnya karena rasa penasaran dan ingin tahu, hingga pada akhirnya berakhir menjadi pecandu. Karena, terpengaruh pada pergaulan yang terlalu bebas. Sehingga merusak masa pertumbuhan mereka.
Alasan para penggunabarang haram tersebut, berbeda-beda, karena masalah di lingkungan keluarga, karena pengaruh dari teman-teman sekitar, juga pengaruh dari lingkungan sosial. Tak, jarang diantaranya karena riwayat kecanduan dari keluarganya.
Dilansir dari (bnn.go.id) Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Permasalahan penggunaan narkoba sudah menjadi momok yang sangat menakutkan. Efek yang ditumbulkan bagi penggunanya dapat berpengaruh pada fisik dan psikologis. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang juga bergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pengguna, serta situasi dan kondisi pengguna.
Dampak Fisik Kecanduan Narkoba
Dampak fisik yang diakibatkan terhadap penggunaan narkoba adalah munculnya rasa sakau, timbulnya rasa sakit yang luar biasa ketika tidak mengonsumsi narkoba. Dapat berpengaruh pada kesehatan kulit, seperti alergi dan eksim. Gangguan pada fungsi paru-paru, seperti penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernapas, dan, pengerasan jaringan paru-paru. Bahkan berpengaruh pada kesehatan reproduksi, seperti menurunnya fungsi hormon reproduksi, serta gangguan fungsi seksual. Pada remaja perempuan, bedampak pada perubahan siklus menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, hingga amenorhoe (tidak haid).
Secara psikologis penggunaan narkoba dapat menimbulkan keinginan yang kuat untuk mengonsumsi secara terus-menerus, hingga mnejadi sugesti yang buruk. Semua dampak yang ditimbulkan dapat menggangu kinerja otak, sehingga tidak dapat berpikir dengan jernih. Aktivitas-aktivitas lain menjadi terhambat, yang ditimbulkan dari kecanduan.
Pecandu yang menggunakan jarum suntik, khususnya bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik secara bergantian, risiko yang ditimbulkan adalah tertularnya penyakit hepatitis B serta HIV, yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya.
Dampak Psikologis Pecandu Narkoba
Dampak psikologis juga dapat dilihat dari perilaku pecandu, yang menjadi lebih pemurung, tidak mau bergaul dengan orang lain, sering merasa cemas, sulit berkonsentrasi, banyak mengkhayal, merasa tidak aman, sering menyakiti diri sendiri bahkan orang-orang disekitarnya. Pengguna menjadi agitatif, menjadi ganas dan brutal.Hingga depresi yang berujung pada bunuh diri.
Kecanduan narkoba juga dapat merusak kinerja otak, yang menimbulkan gangguan jiwa. Pecandu tidak lagi memperhatikan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Tidak peduli dengan urusan sekolah, dan cenderung apatis terhadap segala aktivitasnya.
Pengguna yang sudah kecanduan, hanya memikirkan bagaimana agar mereka mendapatkan barang tersebut saat mereka membutuhkannya. Mereka bahkan menghalalkan segala cara untuk membeli barang haram tersebut. Tidak peduli bagaimana cara mendapatkannya. Sehingga mengakibatkan syndrome ketergantungan.
Bila tidak segara diatasi atau dilakukan proses pemulihan, akan berakibat buruk bagi kesehatan hingga kematian.
Proses rehabilitasi juga tidak menjamin si pecandu akan merasa dirinya baik-baik saja, karena proses penyembuhan psikologis seseorang membutuhkan waktu yang cukup lama. Rasa takut tidak diterima kembali di masyarakat.Para pecandu membutuhkan semangat dari orang-orang terdekatnya. Motivasi serta konseling ke psikolog akan mempercept proses pemulihannya.