Djawanews.com – Kanker Ovarium menjadi penyakit silent killer yang sangat jarang dapat diidentifikasi gejalanya.
Dalam sebuah studi menjelaskan bahwa sebenarnya gejala awal sebuah kanker ovarium memang sangat susah ditebak dan diidentifikasi. Namun ada beberapa gejala awal yang sebenarnya intens terjadi.
Kanker ovarium sendiri sebenarnya menyerang orang dengan usia ketahanan hidup yang rendah. Kanker ovarium sangat berbahaya jika sudah mencapai stadium lanjutan.
Kanker ovarium di stadium lanjutan sangat susah disembuhkan. Operasi dan kemoterapi adalah hal yang umum dilakukan untuk penanganan kanker ovarium di stadium lanjutan.
Sebenarnya, gejala-gejala awal kanker ovarium sangat tidak spesifik, namun harus tetap diwaspadai, seperti perut terasa begah atau kembung, perut terasa penuh saat diisi makan, sering sakit saat buang air kecil dan sakit panggul kronis. Gejala yang kurang spesifik tersebut yang membuat orang kadang memeriksakan keadaannya saat sudah di stadium lanjutan.
Ketika kanker ovarium sudah melewati fase stadium awal menuju stadium lanjutan gejala yang sering dialami adalah sakit punggung, kebiasaan buang air besar yang berubah dan sakit saat melakukan hubungan intim.
Untuk perempuan yang sudah aktif secara seksual, pemeriksaan dan pendeteksian kanker ovarium sudah bisa dilakukan dengan USG Transvaginal, pencitraan menggunakan gelombang suara yang dipancarkan lewat vagina untuk memeriksa organ reproduksi.
Untuk perempuan yang belum pernah melakukan hubungan intim, mendeteksi dan memeriksa kanker ovarium bisa dilakukan dengan USG perut. Namun, USG perut tidak akan mendapatkan gambaran yang akurat seperti USG Transvaginal. Meski demikian, nantinya dokter yang akan lebih mengetahui akan melakukan penanganan yang seperti apa.
Pengecekan dan pemeriksaan organ intim untuk mencegah kanker ovarium nampaknya sangat penting dilakukan, terlebih bagi perempuan yang merasakan gejala awal di atas.