Djawanews.com – Obsessive Compulsive Disorder (OCD) menjadi salah satu masalah mental yang umum di tengah masyarakat. Umumnya OCD sering disebut dengan “Penggila Kebersihan”. OCD merupakan bentuk masalah mental yang membuat para pengidapnya memiliki pikiran yang tidak bisa dikontrol serta munculnya perilaku kompulsif.
Di tengah masyarakat awam, OCD kerap dikaitkan dengan kesukaan seseorang terhadap kebersihan. Siapa pun yang 'tergila-gila' pada kebersihan bakal serta merta disebut sebagai OCD.
Gara-gara pandangan soal 'penggila' kebersihan ini, tak sedikit juga orang yang mendiagnosis mandiri (self diagnose) bahwa dirinya mengidap OCD tanpa pernah mengkonsultasikannya dengan psikolog atau psikiater. Padahal, faktanya OCD tak sekadar tergila-gila pada kebersihan.
"Kondisi seperti ini [OCD] sebenarnya bukan hanya berkaitan dengan kebersihan saja, tetapi dengan gejala lain misal menghitung berulang, mengecek berulang," ujar dokter spesialis kesehatan jiwa di RS EMC Alam Sutera Andri dalam sebuah wawancara dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Orang yang menyukai kebersihan dan kerapihan berbeda dengan OCD. Dalam ilmu kedokteran jiwa, kondisi ini dikenal dengan istilah obsessive compulsive (OC).
Andri menyebut bahwa OC tak termasuk sebagai masalah kesehatan mental, melainkan kepribadian khusus.
Seseorang dengan kepribadian OC bisa disebut OCD jika pikiran obsesif dan perilaku kompulsifnya sudah sampai pada taraf mengganggu dan membuatnya tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
"Kalau berkaitan dengan gejala [aktivitas] berulang, misal, pasien saya rata-rata enggak sanggup, enggak bisa tidur kalau belum bersih-bersih, beres-beres dan sudah sangat mengganggu. Mandi sampai 2-3 jam, buang air kecil enggak mau karena kotor jadi nahan buang air kecil. Ini sudah tidak normal," jelas Andri.
Namun, bukan berarti orang dengan OCD tak sadar bahwa hal-hal berulang yang dilakukannya adalah sesuatu yang tidak benar. Mereka menyadari bahwa pikirannya salah, namun tak mampu mengurangi atau mengontrol pikiran-pikiran tersebut.
Akibat kesalahpahaman ini, banyak orang yang melakukan self diagnose dan menganggap dirinya mengidap OCD.
Padahal, sama halnya dengan penyakit kronis seperti gangguan jantung, OCD dan masalah mental lainnya juga tetap memerlukan diagnosis tenaga profesional. Diagnosis ini bisa didapat dengan menjalani serangkaian pemeriksaan.
Andri menyarankan seseorang yang merasa mengalami gejala OCD untuk segera berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater. Ia tak menyarankan Anda untuk melakukan self diagnose.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.