Djawanews.com – Seorang pria di Amerika Serikat mengaku ukuran penisnya menyusut sekitar 1,5 inch atau sekitar 3,8 cm usai terpapar COVID-19. Tidak hanya penis yang menyusut, tetapi juga ia mengaku mengalami disfungsi ereksi.
Pria berusia 30 tahun yang tak ingin disebutkan namanya itu mengatakan bahwa ia terinfeksi COVID-19 pada Juli 2021 lalu dengan gejala yang cukup parah. Kemudian setelah keluar dari rumah sakit, dia mengalami masalah disfungsi ereksi.
"[Disfungsi ereksi] secara bertahap makin membaik setelah saya mendapat perawatan medis, tetapi tampaknya ada masalah lain yang lebih bertahan lama... Sekarang penis saya menyusut sekitar satu setengah inci dan menjadi lebih kecil dari ukuran rata-rata," kata si pria, dikutip dari CNBC Indonesia.
Menanggapi hal itu, ahli urologi dan Direktur Kesehatan Pria di Albany Medical College, Dr. Charles Welliver membenarkan bahwa COVID-19 bisa memiliki dampak pada alat genital pria, meskipun jarang terjadi.
Welliver menjelaskan bahwa COVID-19 bisa menyebabkan masalah vaskular yang cukup signifikan terjadi pada pria. Lalu dia mengutip penelitian yang menunjukkan kasus pria penderita priapisme - ereksi yang terus-menerus tanpa didorong gairah seksual - dan disfungsi ereksi (DE) setelah tertular COVID.
"Ketika pria mengalami disfungsi ereksi, mereka mengalami kekurangan ereksi untuk sementara waktu, dan ketika itu terjadi penisnya benar-benar mengalami penyusutan," tambahnya.
Argumen Welliver itu didukung oleh Dr. Ashley Winter, seorang ahli urologi di Oregon, yang menyebut bahwa ada hubungan nyata antara COVID-19 dan penis.
Penderita COVID-19 mengalami sesuatu yang disebut disfungsi endotel. Kondisi ini terjadi ketika ada disfungsi pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah yang memiliki peran penting untuk fungsi berbagai organ. Ketika COVID-19 menginfeksi sel-sel vital itu, ia dapat merusak sejumlah organ.
"Dan karena ereksi bergantung pada aliran darah ... Ketika pembuluh darah itu terpengaruh, Anda bisa mengalami disfungsi ereksi," kata dia.