Djawanews.com – Ada beberapa hal dan kondisi yang bisa membuat bayi lahir dengan kelainan kromosom, salah satunya adalah anak down syndrome. Kondisi ini memperlambat proses tumbuh kembang anak, termasuk risiko terkena kelainan lainnya seperti gangguan kesehatan.
Gangguan Kesehatan yang Berisiko Dialami Anak Down Syndrome
Kelainan Jantung
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah gangguan struktur jantung sejak lahir, sehingga bisa memengaruhi kinerja organ itu sendiri. Kelainan PJB biasanya bisa diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi sejak kehamilan.
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Tri Yanti Rahayuningsih, Sp. A(K) dalam webinar ‘Kelainan Jantung pada Anak dengan Sindrom Down’ yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Umum dan Daerah (RSUD) dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi.
“Anak down syndrome sangat rentan terkena hipertensi pulmonal, yaitu peningkatan tekanan pembuluh darah paru yang disebabkan oleh restriksi aliran darah yang melewati sirkulasi pembuluh darah paru karena adanya perubahan anatomi pembuluh darah paru,” jelas dr. Yanti.
Ia juga menambahkan, bahwa anak dengan down syndrome juga berisiko mempunyai kelainan saluran pernapasan atas dan bawah karena adanya tambahan salinan kromosom 21. Sehingga, menyebabkan saluran pernapasan mulut dan hidung menjadi sempit.
Oleh sebab itu, sangat mungkin untuk anak down syndrome memiliki kondisi medis lainnya. Sekitar 45 sampai 79 persen anak down syndrome terkena obstructive sleep apnea atau kondisi di mana penderita selalu ingin tidur. Selain itu, juga terdapat beberapa penyakit lainnya seperti 36 persen menderita asma, dan 50 persen menderita laryngomalacia atau mendengkur saat tidur.
Memang, gejala kelainan PJB setiap anak berbeda. Akan tetapi, ada beberapa gejala umum yang bisa memberi ‘sinyal’ terjadinya PJB pada anak down syndrome, seperti:
- Kekurangan gizi
- Kondisi biru atau tidak biru pada bibir, kuku, dan lidah
- Nafas terasa cepat atau sesak
- Retraksi dinding dada
- Dada kiri terlihat lebih menonjol atau asimetris
- Suara jantung lebih keras
Oleh karena itu, bayi dengan down syndrome umumnya disarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan apakah terdapat kelainan PJB atau tidak.
Selain kelainan PJB, anak down syndrome juga berisiko memiliki kelainan saraf. Kondisi ini bisa berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan selalu berkembang seiring berjalannya waktu.
Ciri khas kelainan saraf yang diderita anak down syndrome adalah bentuk muka mongoloid, garis telapak tangan yang memiliki satu garis lurus yang tidak terputus (simian line), dan memiliki intelligence quotients (IQ) kurang dari 70.
Di acara yang sama, Dokter Spesialis Anak, dr. Dina Siti Daliyanti, Sp. A(K) menjelaskan, organ dalam tubuh anak down syndrome tidak bisa tumbuh dengan sempurna. Terdapat beberapa kelainan yang bisa terjadi seperti:
- Kelainan struktur anatomi otak dan tulang tengkorak
- Gangguan kognitif dan kelainan saraf seperti terjadinya demensia atau pikun sejak usia dini
- Keterbatasan intelektual
- Stroke
- Posisi tulang leher tidak stabil sehingga rentan terkena saraf kejepit
- Hipotoni atau lemas akibat kepadatan tulang yang rendah
- Mudah kejang dan dapat berlanjut ke epilepsi
- Hiperfleksibilitas atau kelenturan yang berlebihan
Oleh sebab itu, Moms, bila anak terdiagnosis down syndrome, segera berkonsultasi dengan dokter dan lakukan pemeriksaan sesuai arahan untuk mendeteksi penyakit bawaan yang berisiko dialami si kecil.
Ingin tahu informasi mengenai kesehatan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews