Djawanews.com – Monosodium Glutamate (MSG) atau yang lebih populer disebut micin merupakan bahan makanan yang digunakan untuk meningkatkan rasa agar lebih gurih.
Akan tetapi, dalam penggunaanya, micin kerap mendapat pemberitaan buruk dan dianggap berbaya bagi kesehatan. Bahkan beberapa orang percaya bahwa micin dapat menurunkan kinerja otak seseorang. Padahal, belum ada penelitian yang menyebutkan bahaya micin jika dipakai dalam batas yang wajar. Lantas, seperti apa faktanya?
Kandungan Micin atau MSG
Micin adalah bahan penyedap makanan non sintetik yang dibuat dari tetes tebu dengan cara fermentasi.
Secara kimia, pemerian MSG yakni berbentuk seperti bubuk Kristal bewarna putih yang mengandung 78 persen asam glutamat, 12 persen garam dan 10 persen air.
Kandungan utama msg adalah asam glutamat yang sama dengan asam glutamat yang terkandung dalam tomat, keju, susu dan lain sebagainya.
Aman Digunakan Sebagai Penyedap Makanan
MSG sangat aman digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan sudah diakui keamanannya oleh beberapa badan dunia yang berfokus dalam bidang makanan seperti JECFA, (FAO dan WHO) dan FDA serta kementerian kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Batas Takaran
Setiap negara memili takaran yang berbeda untuk penggunaan MSG. Di beberapa negara Uni Eropa tidak ada aturan yang mencamtumkan batas aman penggunaan micin, namun mereka menyarakan penggunaan maksimal 10 gram untuk setiap kilogram masakan.
Tidak Berbahaya Bagi Kesehatan
Menurut evaluasi yang dilakukan oleh Europan Comission’s Scientific Committee for Food pada tahun 1991, MSG aman untuk digunakan dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Sehingga tidak diperlukan adanya ADI atas MSG.
Selain itu, di tahun 1995, Federation of American Societes for Experimental Biology melaporkan kepada FDA bahwa asam glutamat yang terkandung dalam MSG tidak berbeda dengan asam glutamat dalam jamur, keju, tomat dan lain-lain.
Dari fakta-fakta seputar MSG di atas dapat simpulkan bahwa MSG atau micin aman untuk digunakan sebagai penyedap makanan dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.