Djawanews.com – ASI adalah asupan nutrisi terbaik untuk bayi. Tidak heran jika ibu rela melakukan apa saja agar ASI yang dikeluarkan berkualitas. Bahkan ibu menyusui akan meluangkan waktu dan tenaga agar bisa sukses menyusui secara eksklusif sejak lahir hingga usia 6 bulan dan diteruskan hingga usia 2 tahun.
ASI booster atau pelancar ASI, bisa dikelompokkan jadi dua kategori, yakni obat dan herbal. ASI booster dari bahan herbal yang banyak ditemui di pasaran, biasanya berasal dari ekstrak tanaman yang diyakini bisa meningkatkan produksi ASI.
Efek Samping ASI Booster bagi Kesehatan Bayi
Efek samping ASI booster biasanya muncul jika konsumsi mengkonsumsinya tidak tepat dosis, terutama galaktagog obat-obatan. Sehingga sebaiknya, ASI booster obat-obatan dikonsumsi selama kurun waktu tertentu dan harus di bawah pengawasan dokter.
“Obat dengan manfaat pelancar ASI disebut galaktagog, biasanya diresepkan dengan dosis tertentu untuk dikonsumsi selama kurun waktu tertentu. ASI booster jenis obat tidak boleh diminum tanpa instruksi dan pengawasan dokter,” jelas Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Menyusui, dr. Wiyarni Pambudi Sp.A IBCLC.
Efek sampingnya juga tergantung dengan jenis obatnya, misalnya, efek samping domperidon. Jika diminum tidak sesuai aturan, maka bisa berakibat pada gangguan irama jantung, Moms.
ASI booster herbal juga bisa menimbulkan efek, salah satunya mual hingga sakit kepala.
Sehingga sebaiknya dievaluasi penggunaannya. Jadi menurut dr. Wiyarni, saat memilih ASI booster, pertimbangkan indikasi, efikasi, keamanan, dan kontraindikasinya.
Namun sebenarnya, ibu menyusui tidak perlu mengkonsumsi ASI booster. Karena ASI booster terbaik adalah rasa nyaman dan percaya diri. Ibu yang sedih, cemas, nyeri, ujungnya produksi ASI akan turun.
Sebab untuk meningkatkan produksi ASI, ibu membutuhkan hormon prolaktin yang dapat memicu keluarnya ASI. Selain itu, juga membutuhkan hormon oksitosin yang dapat mengalirkan ASI keluar payudara.
“Oksitosin itu hormonnya orang jatuh cinta. Kalau bahagia, aliran ASI lancar, nantinya prolaktin otomatis melonjak karena payudara kosong,” pungkas dokter yang praktik di Klinik BJ Medical Center di Jakarta Barat ini.
Ingin tahu informasi mengenai kesehatan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.