Djawanews.com – Diabetes Melitus merupakan penyakit yang mematikan dan juga susah disebuhkan. Biasanya diabetes melitus tercipta karena pola makan buruk, pola tidur tidak teratur, dan hobi mengonsumsi makanan atau minuman yang manis.
Dengan kita melihat data perkembangan keadaan global, trend pola masyarakat di Indonesia sendiri dalam mengonsumsi makanan dan minuman semakin beragam. Hal ini tentunya dapat kita amati sekilas melalui fenomena menjamurnya perusahaan perdagangan minuman Boba tea.
Oleh karena itu, berdasarkan adanya fenomena tersebut, mengakibatkan tingkat segmentasi paparan penyakit terhadap kesehatan masyarakat Indonesia lebih kompleks yang salah satunya dapat kita kaji melalui penyakit diabetes melitus.
Akan tetapi, dapat kita lihat pada sisi lain, meningkatnya trend minuman ini mengakibatkan salah satu faktor penyumbang tingginya angka diabetes melitus saat ini yang diakibatkan kandungan di dalamnya.
Selain itu, faktor lainnya di periode 2019-2021 sekarang ini diakibatkan pandemi COVID-19 yang menjadi salah satu faktor pendukung terhadap perubahan pola kebiasaan ruang gerak masyarakat yang mana dapat mengakibatkan peningkatan angka kejadian diabetes melitus. Hal ini dapat kita asumsikan, bahwa penyebab utama peningkatan angka pertumbuhan penderita diabetes disebabkan karena adanya faktor hubungan antara perubahan kebiasaan hidup dengan pola konsumsi masyarakat. Adapun faktor yang paling dominan, dapat kita cermati melalui pola konsumsi masyarakat yang salah satunya berupa mengonsumsi Boba tea.
Seperti yang diketahui, menurut data infodatin-2020 diabetes melitus menunjukkan bahwa penyebab asal kasus terjadinya diabetes melitus sendiri terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama yaitu diabetes yang dikarenakan adanya kenaikan tingkat gula darah akibat rusaknya sel beta pankreas sehingga tidak dapat menghasilkan sama sekali produk Insulin. Hormon Insulin sendiri diproduksi oleh pankreas dan berfungsi mencerna gula di dalam darah.
Oleh karena itu, bagi penderita diabetes tipe ini dibutuhkan asupan hormon insulin. Selanjutnya tipe yang kedua atau biasa disebut diabetes melitus gestasional. Diabetes tipe ini memiliki ciri khusus dengan kenaikan gula darah pada selama masa kehamilan. Gangguan tersebut biasanya terjadi pada saat minggu ke-24 kehamilan dan kadar gula darah akan kembali normal setelah masa persalinan. Adapun tindakan penegakan bagi penderita diagnosa tipe ini dilakukan dengan pengukuran tingkat gula darah. Selanjutnya, pengecekan kadar gula darah yang disarankan yaitu pengecekan secara enzimatik dengan metode menggunakan plasma darah vena.
Ingin tahu informasi mengenai kesehatan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.