Djawanews.com – Orang tua toxic atau toxic parents memang bisa membuat hidup berantakan. Mereka yang cenderung manipulatif, mengatur, dan penuh kritik seringkali membuat kita tertekan.
Mengenal Orang Tua Toxic dan Cara Menghadapinya
Menurut Dr. Philip Borders, MD, yang sudah lebih dari 20 tahun menjadi psikiater di AS, orang tua dianggap toxic jika mereka berlaku:
- Posesif
- Tak peduli dengan perasaan kita
- Mengontrol
- Tak menghargai batasan
- Menginginkan perhatian yang lebih
- Berdalih seakan ia telah mengorbankan semua untuk kita, maka kita harus berlaku yang sama
- Mudah ngambek
- Sering mengkritik (tapi bukan kritikan membangun)
- Kompetitif (bahkan dengan kita, anaknya)
- Egois alias hanya memikirkan kebutuhannya sendiri
Tak mudah memang menghadapi orang tua yang toxic, apalagi jika kita terbiasa untuk diam dan menganggap semua ini adalah hal yang normal. Orang tua pun tak menyadari kalau sikap mereka termasuk toxic (beracun), sehingga kita tumbuh dengan kebiasaan tak sehat dan membuat kerusakan psikologis yang cukup signifikan ketika kita dewasa. Kini, saatnya kita "memutus" rangkaian sikap toxic tersebut sebelum kita menikah dan kelak memiliki anak.
Butuh proses, waktu, dan jarak untuk memutus rangkaian perilaku toxic dengan orang tua. Ya, jarak adalah salah satunya. Menurut dr. Ben Leichtling, personal coach yang juga aktif dengan gerakan anti-bullying, kita tak bisa menciptakan lingkungan baru yang sehat ketika masih terikat dengan orang tua yang toxic.
Tinggal bersama menurutnya bukan keputusan yang tepat. Jika memang tak ada pilihan lain, langkah yang dianjurkan dr. Philip Borders ini bisa menjadi pilihan.
Menghadapi Orang Tua Toxic
- Utarakan Perasaan
Komunikasikan apa yang kita rasakan dan apa yang mereka telah lakukan sehingga membuat kita menjadi seperti saat ini. Bagaimana dampak perlakuan mereka dan solusi untuk kebaikan bersama. Jika ini sulit kita lakukan sendiri, bantuan konselor sangat dianjurkan.
- Tolak Perlakuan Buruk
Tegas, bahwa kita tak bisa lagi menolerir perlakuan toxic mereka. “Kalau Ayah dan Ibu masih ingin aku dan keluargaku nanti tinggal di sini, tolong jangan bersikap seperti ini lagi padaku. Aku akan membangun keluarga baru dan menjadi orang tua, ada aturan dan nilai yang akan kubuat yang mungkin berbeda dengan yang selama ini kita jalani, dan aku harap Ayah dan Ibu bisa menghargainya.”
- Cari Lingkungan Positif
Persempit relasi buruk dengan orang tua, perbanyak relasi positif dari orang lain (baik kerabat keluarga ataupun teman dan sahabat). Kita butuh lingkungan sehat yang lebih luas untuk mengisi kekosongan dan menutup kekurangan saat kita berada di lingkungan orang tua yang toxic. Tak perlu memutus hubungan dengan orang tua, kita hanya perlu mengurangi kuantitas komunikasi dan relasi dengan mereka. Bagaimanapun juga, mereka punya jasa membesarkan kita hingga menjadi kita saat ini.
Ingin tahu informasi mengenai kesehatan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.