Djawanews.com – Repot juga menggendong bayi terus menerus. Apalagi, jika bayi menangis bila diturunkan dari gendongan. Sebagian masyarakat Indonesia, menyebut perilaku bayi ini dengan sebutan ‘bau tangan’.
Kenapa Bayi Menangis Jika Tidak Digendong
Bayi, khususnya bayi baru lahir, membutuhkan banyak kontak fisik, terutama selama awal kehidupannya. Si kecil mencari ketenangan dari tubuh ibu, karena hal itu lah yang selalu bayi rasakan di dalam rahim. Ini lah sebabnya bayi sangat suka digendong dan menangis jika diturunkan.
Beberapa ahli yang dikutip dari FirstCry Parenting juga mengungkapkan bahwa perilaku bayi ini disebut juga sebagai efek trimester keempat. Sebab untuk sebagian bayi, transisi dari rahim ke dunia luar bisa sangat melelahkan dan bisa membuatnya stres.
Bayangkan saja Moms, kenyamanan di dalam rahim ibu yang gelap, hangat dan nyaman tiba-tiba berubah dengan dunia yang asing, terang dan bising. Gendongan hangat ibu lah yang bisa membuatnya merasa aman, nyaman dan tenang.
Bayi yang sudah besar, sekitar usia 9 bulan misalnya, mungkin menangis jika diturunkan dari gendongan karena mulai menyadari bahwa ia adalah makhluk yang terpisah dari ibunya. Hal tersebut membuat bayi mengalami separation anxiety, atau cemas jika terpisah dengan ibunya.
Oleh karena itu, bayi mungkin merasa cemas dan menangis ketika dia tidak digendong. Untuk mengatasinya, cobalah usap kepala bayi dengan lembut atau tepuk punggungnya. Bisa juga bernyanyi atau berbicara dengan bayi menggunakan suara yang menenangkan.
Mengutip WebMD, pada bayi baru lahir, untuk menghilangkan kebiasaan bayi menangis jika lepas gendongan, bisa coba meletakkannya di bouncer lalu goyangkan dari sisi ke sisi. Bayi juga bisa dibedong agar merasa hangat, atau jalan-jalan di sekitar rumah menggunakan stroller.
Ingin tahu informasi mengenai kesehatan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.