Djawanews.com – Dehidrasi merupakan kondisi tubuh kala kekurangan cairan karena keringat berlebih, hawa panas, atau efek samping pbat tertentu. Minum air putih yang cukup atau mengonsumsi minuman isotonik merupakan cara tepat untuk mengatasi dehidrasi.
Ibu hamil pasti memiliki kebutuhan air putih lebih banyak daripada orang biasa. Pasalnya, air putih berpengaruh pada perkembangan janin dan pembentukan plasenta. Jika kebutuhan air putih tidak terpenuhi, ibu hamil akan rentan mengalami dehidrasi.
Bahaya Dehidrasi pada Ibu Hamil
- Produksi ASI Berkurang
Dehidrasi pada ibu hamil akan berpengaruh pada produksi ASI-nya kelak. Produksi ASI akan lebih sedikit dibanding pada kondisi normal. Hal tersebut tentunya dapat mempengaruhi asupan nutrisi bagi bayi karena ASI adalah makanan pertama bagi si kecil.
- Kontraksi
Menurut Fahimeh Sasan, D.O., seorang asisten profesor ginekologi di Icahn School of Medicine, dehidrasi dapat memicu kontraksi uterus yang bisa menyebabkan kelahiran prematur. Selain itu, kekurangan cairan juga berisiko pada komplikasi persalinan dan bayi terlilit tali pusar.
- Produksi Cairan Ketuban Menurun
Dehidrasi dapat menyebabkan produksi cairan ketuban menurun. Cairan ketuban berfungsi untuk melindungi janin dalam kandungan. Jika produksinya menurun, hal itu dapat menghambat perkembangan janin. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan keguguran.
Untuk menghindari bahaya dehidrasi pada ibu hamil tersebut, ibu hamil disarankan mengonsumsi ait putih tiga liter per hari atau setara dengan 8-12 gelas per harinya. Selain itu, batasi aktivitas luar ruangan yang dapat memicu kelelahan dan keringat berlebihan.
Ingin tahu informasi mengenai kesehatan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.