Djawanews.com – Apakah kalian sering begadang atau menghabiskan waktu lebih lama di malam hari untuk bekerja atau sekadar menonton film? Jika iya, kalian harus segera mengubah kebiasaan begadang tersebut. Pasalnya, bahaya begadang sangat mempengaruhi kesehatan tubuh.
Bahaya Begadang pada Perempuan
- Penambahan Berat Badan
Neuroscientist dan physician di The Mount Sinai Integrative Sleep Center, Dr. Andrew W. Varga mengatakan, “Jika waktu tidur adalah jam tiga pagi, kamu mungkin akan merasa lapar sekitar jam 11 malam atau tengah malam. Hal itu diketahui menimbulkan penambahan berat badan, yang disebabkan oleh cara tubuhmu mengolah makanan pada malam hari.”
Beberapa ahli percaya bahwa makan saat malam hari akan mengganggu periode puasa alami tubuh, yang dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk membakar lemak. Orang yang sering begadang mengonsumsi lebih banyak kalori per hari daripada orang pada umumnya.
Menurut sebuah jurnal Obesity pada 2011, rata-rata kalori yang dikonsumsi seorang yang kurang tidur adalah 248 kalori lebih banyak daripada orang pada umumnya. Hal ini dikaitkan dengan kemungkinan rasa lapar saat lelah dan cenderung mengonsumsi makanan yang tidak sehat di larut malam.
- Hipertensi
Dalam sebuah penelitian di jurnal Chronobiology International tahun 2013, para peneliti menemukan bahwa orang yang suka begadang, 30 persen lebih mungkin memiliki tekanan darah tinggi dan hipertensi. Bahkan setelah mereka mencoba untuk mengubah jam tidur dan kualitas tidur peserta.
Andrew mengatakan bahwa pola gaya hidup seperti makan yang tidak sehat atau kurang tidur dapat meningkatkan kemungkinan hipertensi. Hal ini disebabkan oleh stres yang dialami baik fisiologis maupun psikologis yang dialami penderita saat kurang tidur.
- Perubahan Mood Drastis
Tidur larut malam juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati atau mood yang signifikan sepanjang hari, dan biasanya suasana hati yang lebih buruk terjadi di pagi hari. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Depression and Anxiety pada 2015, orang yang kurang tidur lebih mungkin mengalami depresi dan gangguan kecemasan.
Penelitian lainnya menghubungkan orang yang kurang tidur dengan suasana hati dan kepribadian yang negatif. Sebuah studi di Personality and Individual Differences pada 2008 menemukan bahwa orang yang bangun pagi dikaitkan dengan keramahan dan kesadaran.
Sementara itu, orang yang kurang tidur terkait dengan neurotisme, khususnya pada perempuan dan remaja. Secara ilmiah neurotisisme adalah kecenderungan jangka panjang untuk berada dalam keadaan emosional yang negatif atau cemas.
Baru-baru ini, para peneliti meriset bahwa orang yang kurang tidur lebih sulit dalam mengatur emosi. Dalam sebuah penelitian di Journal of Biological Rhythms tahun 2017, para ilmuwan menemukan bahwa or.ang yang kurang tidur lebih cenderung menekan perasaan mereka dan lebih kecil kemungkinan untuk mengubah penilaian ulang kognitif. Penilaian ulang kognitif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah pola berpikir tentang sesuatu, misalnya berpikiran positif.
- Meningkatkan Risiko Diabetes
Orang yang suka begadang dan kurang tidur lebih mungkin terkena diabetes tipe 2. Dikutip dari Health, diabetes tipe 2 adalah suatu kondisi kronis yang mempengaruhi cara tubuh memproses gula darah (glukosa).
Sebuah penelitian di Diabetes Care pada 2013 menemukan bahwa orang dengan diabetes tipe 2 memiliki jam istirahat yang kurang sehingga proses kontrol glikemik lebih lambat. Bahkan setelah para peneliti mengontrol durasi tidur total para penderitanya. Diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup tidur terlalu malam.
Ingin tahu informasi mengenai kesehatan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.