Djawanews.com – Pakar ekonomi senior, Rizal Ramli mengaku heran dengan anak-anak Presiden Jokowi yang mampu melakukan investasi hingga ratusan miliar.
Rizal Ramli memulai dengan membahas soal standar etika politik yang seharusnya dimiliki oleh para pejabat saat ini. Jika melihat standar etika politikus Eropa dan tokoh kemerdekaan Indonesia, mereka tidak ingin menyalahgunakan kekuasaan untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Dia kemudian mencontohkan Mohammad Hatta dan Agus Salim yang memilih untuk hidup sederhana meskipun memiliki jabatan tinggi di pemerintahan,
“Tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, rata-rata standar etikanya seperti di Eropa, orang-orang seperti Mohammad Hatta, Agus Salim, dan sebagainya. Mereka tidak mau menyalahgunakan kekuasaannya untuk memperkaya atau mencari keuntungan diri sendiri,” kata Rizal Ramli dalam acara bedah buku bertajuk ‘Keserakahan di Tengah Pandemi‘, dikutip pada Selasa, 14 Desember.
Menurut Rizal Ramli, standar etika politik di Indonesia mulai rusak di era Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto. Namun yang terjadi sekarang ini justru semakin kacau.
“Di orde baru makin kacau, tapi hari ini bukan lagi lebih kacau, tapi super kacau. Yang bikin malu itu ada istilah pengpeng, pengpeng itu dua profesi, pengusaha dan pejabat,” ujarnya.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia ini kemudian membahas soal korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di era Soeharto. Sekarang ini praktik KKN justru kembali dipertontonkan oleh pejabat pemerintah.
“Dulu kita kritik KKN, Tommy Soeharto terutama, anak-anak yang lain juga,” tuturnya.
Rizal Ramli lantas menyinggung soal investasi anak-anak Presiden Jokowi yang berani menggelontorkan dana hingga ratusan miliar. Dia pun mempertanyakan sumber dana tersebut.
“Hari ini ada anak kecil, anak bawang beli investasi ratusan miliar, itu duit dari mana, itu kan duit dari bisnis jualan pisang doang, jualan martabak. Jadi balik lagi ke dulu apa yang tidak kita suka, karena keserakahan tanpa batas. Justru rakyat lagi sulit, pada mengambil kesempatan dalam kesempitan,” imbuhnya.