Djawanews.com – Penguasaan bahasa Mandarin memiliki daya tawar tinggi di tengah pesatnya laju globalisasi dan konektivitas bisnis internasional. Dengan Tiongkok sebagai salah satu kekuatan ekonomi utama dunia, penguasaan bahasa Mandarin tidak lagi sekadar nilai tambah, melainkan keahlian penting untuk memperkuat daya saing individu di dunia kerja.
Hal ini ditekankan oleh Baldwin Husin, pendiri platform pembelajaran daring Jago Mandarin Online. Menurutnya, menguasai bahasa asing, khususnya Mandarin, adalah strategi upskilling yang sangat relevan di tengah tantangan dunia kerja yang kian dinamis dan tidak menentu.
“Sekarang ini, banyak profesional mulai sadar bahwa mereka perlu meningkatkan kompetensi, dan salah satu jalur strategisnya adalah menguasai bahasa Mandarin,” ujar Baldwin seperti dikutip ANTARA.
Baldwin menyoroti meningkatnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia selama paruh pertama tahun 2025 sebagai salah satu pemicu kesadaran akan pentingnya adaptasi keterampilan. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, lebih dari 40.000 pekerja terdampak PHK, terutama di sektor teknologi, manufaktur, dan ritel.
Kondisi ini menunjukkan ketergantungan pada satu bidang keahlian tidak lagi cukup. “Kini tenaga kerja dituntut untuk lebih fleksibel, dan bahasa Mandarin telah menjadi pintu masuk penting dalam menjawab kebutuhan industri yang berkembang, khususnya yang berhubungan dengan mitra dari Tiongkok,” ungkap Baldwin.
Dengan meningkatnya investasi dan ekspansi perusahaan asal Tiongkok di Indonesia — mulai dari energi, logistik, hingga e-commerce kebutuhan terhadap tenaga kerja yang fasih berbahasa Mandarin pun meningkat tajam.
“Bahasa Mandarin kini menjadi alat strategis untuk menjalin komunikasi lintas budaya dalam dunia bisnis internasional. Di banyak sektor, kemampuan ini sudah menjadi syarat kerja, bukan lagi hanya bonus,” tambahnya.
Terkait penguasaan atau belajar bahasa Mandarin, Baldwin mengatakan pendekatan pembelajaran yang praktis dan relevan, menyesuaikan dengan kebutuhan industri perlu jadi prioritas, kemudian tak lupa juga dengan metode belajarnya perlu dibuat fleksibel dan personal, agar selaras dengan latar belakang serta tujuan peserta belajar.
Tidak hanya fokus pada teori, pengajaran juga diarahkan pada skenario nyata di dunia kerja, mulai dari percakapan profesional di sektor tekstil dan ritel hingga komunikasi bisnis di perusahaan multinasional.
Menguasai bahasa Mandarin tak hanya membuka peluang kerja yang lebih besar, tetapi juga memperluas jejaring profesional di tingkat regional, khususnya di Asia Timur dan Tenggara.
“Bahasa adalah jembatan untuk membuka masa depan yang lebih cerah. Setiap orang punya kesempatan untuk berkembang jika memiliki alat komunikasi yang tepat,” tuturnya.