Djawanews.com – Indonesia, sebagai negeri tropis yang kaya akan buah-buahan, memiliki "raja buah" durian dengan varietas unggulan seperti Montong, Petruk, dan Musangking. Potensi besar ini kini semakin terbuka untuk menembus pasar global, terutama Tiongkok, menyusul kesepakatan ekspor durian beku dalam pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China Li Qiang pada akhir Mei lalu.
"Pasar durian di China sangat besar, dan ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk ikut bersaing di dalamnya. Tantangannya terletak pada kemampuan kita menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai standar ekspor,” ungkap Eliza Mardian, peneliti dari CORE Indonesia, seperti dikutip ANTARA.
China saat ini tercatat sebagai negara dengan tingkat konsumsi durian tertinggi di dunia, dengan total impor mencapai 1,5 juta ton pada tahun lalu. Sayangnya, kontribusi Indonesia dalam angka tersebut masih sangat minim.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dari hampir 2 juta ton produksi durian nasional tahun lalu, hanya 27 ton yang berhasil dikirim ke pasar China. Bahkan dalam kurun Januari hingga Mei 2025, belum tercatat adanya ekspor durian ke negara tersebut.
Menurut Eliza, hambatan utama yang dihadapi Indonesia bukan dari sisi produksi, melainkan pada aspek logistik dan perizinan. Proses pengiriman durian segar dari Indonesia memakan waktu lebih lama dibanding Thailand atau Vietnam, sehingga berisiko menurunkan kualitas buah saat tiba di tujuan.
Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah agar lebih aktif memberikan dukungan menyeluruh kepada petani dan pelaku usaha durian. Dukungan itu meliputi sosialisasi mengenai regulasi ekspor, kemudahan perolehan sertifikasi fitosanitari, penyediaan akses pembiayaan, hingga pembangunan infrastruktur seperti gudang pendingin dan jalur distribusi yang efisien.
Di sisi lain, tantangan terkait perizinan kini mulai teratasi. Kesepakatan terbaru soal ekspor durian beku membuka pintu lebih lebar bagi produk durian Indonesia. Dalam kerja sama ini, Badan Karantina Indonesia berperan sebagai pihak yang dipercaya oleh otoritas China untuk menjamin keamanan dan mutu produk sebelum dikirim.
Respons positif terhadap peluang ekspor ini juga datang dari pemerintah daerah, terutama di Provinsi Sulawesi Tengah, yang menjadikan durian sebagai komoditas pertanian unggulan.
Dalam forum diskusi ekspor durian ke China yang digelar pada 4 Juni lalu, Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid menyatakan keseriusannya untuk mengembangkan durian lokal agar dapat bersaing di pasar global.
Pada forum tersebut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Parigi Moutong juga mengungkapkan bahwa wilayah mereka memiliki lebih dari 1.100 hektare lahan durian dengan sekitar 110.000 pohon produktif. Parigi Moutong bahkan telah dilengkapi dengan 16 rumah kemas durian berstandar internasional, menjadikannya salah satu sentra produksi durian terdepan di kawasan timur Indonesia.