Djawanews.com – Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkopas) mengkritik sikap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang tidak memiliki ketegasan dalam mengendalikan harga komoditas pangan.
"Minyak goreng joget-joget malah digendangin sama dia (Mendag), telor naik didiemin. Kalau saya presiden, sudah dari kemarin-kemarin saya ganti itu Mendag," ujar Sekretaris Jenderal Inkopas Ngadiran, Rabu (29/12).
Ngadiran menimbang, Mendag bersama jajarannya tidak berpihak kepada masyarakat kecil yang saat ini sedang kesulitan membeli komoditas pangan, seperti minyak goreng yang harganya terus melonjak.
"Harga naik ini bukan karena akhir tahun, tapi karena tidak dikendalikan saja oleh Mendag. Minyak goreng itu, naik dari Mei secara pelan-pelan, lalu Agustus lompat sampai Desember, tapi tidak ada upaya mengendalikan," jelas Ngadiran.
"Mereka hanya bilang harga CPO dunia naik, anak SMP juga bisa jawab itu," tambahnya.
Seharusnya, Menteri Perdagangan memanggil seluruh perusahaan minyak kelapa sawit untuk wajib mengalokasikan sebagian produksinya ke pabrik minyak goreng dalam negeri.
"Panggil mereka (pengusaha CPO), bilang ente cari untung di sana (ekspor) tapi sebagian alokasikan untuk warga kita. Harus tegas, ini sudah lama kenaikannya, ngapain saja selama ini dia (Mendag)," ungkap Ngadiran.
Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian mendapat rapor merah akhir tahun dari DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI).
Kedua kementerian dinilai gagal mengendalikan lonjakan harga cabai, minyak goreng dan telur di pasar.
Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan mengatakan, ada beberapa catatan penting yang diberikan perihal dengan melonjaknya harga sejumlah komoditas di pasaran.
"IKAPPI menyayangkan beberapa komoditas di akhir tahun mengalami lonjakan cukup tinggi. Dalam catatan IKAPPI menjelang perpindahan tahun 2021-2022, beberapa komoditas di luar dugaan mengalami kenaikan yang tidak wajar dan baru pertama kali ini terjadi," jelanya, Senin (27/12).
Dia mengatakan, sejumlah komoditas mengalami lonjakan harga yang tidak masuk akal menjelang akhir tahun 2021.
Komoditas tersebut, antara lain adalah minyak goreng, cabai rawit merah dan juga telur.
Untuk minyak goreng, Reynaldi menjelaskan mengalami kenaikan yang cukup spektakular yang belum pernah terjadi.
"Kami berharap pemerintah mengantisipasi dan melakukan upaya lanjutan sehingga tahun 2022 minyak goreng segera bisa turun harganya," ujarnya.
Sementara untuk komoditas cabai rawit merah kini telah tembus diharga Rp100 ribu lebih per kilogramnya.
"Komoditas yang cukup mengejutkan masyarakat khususnya emak-emak ini, membuat kita semua menjadi cukup sulit menghadapi perpindahan tahun ini. Jujur kami Ikatan Pedagang Pasar Indonesia tidak menduga bahwa kenaikan harga pangan yang relatif panjang dan tinggi ini terjadi di akhir tahun 2021," katanya.
"Catatan ini membuat kami memberikan rapor merah kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Kami berharap agar kita bersama-sama menjaga agar harga pangan tidak tinggi dan masyarakat atau konsumen tidak kesulitan mendapatkan pangan," tambahnya.
Di daerah, harga cabai rawit di Kabupaten Badung, Bali, tembus sampai Rp95 ribu per kilogram, Senin (27/12).
Naiknya harga cabai di kabupaten Badung diduga karena pasokan cabai mulai menipis. Selebihnya saat musim hujan ini cabai memang susah panen, lantaran cepat busuk.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana tak menampik hal tersebut.
Pihaknya membenarkan dari hasil pendataan di beberapa pasar harga cabai menembus angka Rp95 ribu per kilogram (Kg).
"Sampai saat ini tembus Rp95 ribu per kilo. Namun kami sudah mulai menghadapi fenomena ini dari tahun sebelumnya," pungkasnya Senin malam.
Sesuai data Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Badung, harga cabai rawit di Pasar Kuta II mengalami penurunan dari Rp92 ribu menjadi Rp85 ribu.
Namun untuk Pasar Mengwi Rp95 ribu tidak mengalami perubahan, dan Pasar Blahkiuh Rp85 ribu, harga rata-rata Rp88,3 ribu
Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan cabai rawit merah merupakan komoditas yang cenderung rutin mengalami lonjakan harga di akhir tahun.
Biasanya, faktor yang membuat harganya cukup tinggi ialah faktor cuaca dan permintaan yang tinggi namun supply dan demand tidak seimbang.
"Kami pun berharap ke depan ada grand design pangan, strategi pangan untuk cabai rawit merah agar wilayah-wilayah produksi cabai rawit merah bisa di perbanyak dan bisa di selesaikan persoalan ini sehingga tidak kunjung tinggi harganya setiap tahun," katanya.
Komoditas lainnya, yakni telur. Telur yang biasanya harganya Rp23 ribu hingga Rp24 ribu, hari ini tembus di angka Rp30 ribu di pasar.
Di Pariaman mencapai Rp50 Ribu/Kg.
Berdasar pantauan, harga telur ayam ras di luar Jawa juga melonjak sangat tinggi. Di Pasar Pariaman, Sumatera Barat, misalnya, harga telur ayam tembus harga Rp50 ribu per papan, Senin (27/12).
Harga telur ayam telah mengalami kenaikan selama seminggu terakhir.
"Pekan lalu harganya Rp43 ribu, sedangkan hari ini sudah Rp50 ribu," ungkap seorang pedagang di Pasar Pariaman, Gusniati (47), dikutip TribunPadang.com.
Dampak lonjakan harga telur ini, penjualan pedagang mengalami penurunan.
Seorang pedagang lontong di Kelurahan Jawi-Jawi II, Upiak mengatakan, akibat harga telur yang lebih mahal jadi berpengaruh pada dagangannya.
Biasanya warung lontong sayur juga menyediakan pilihan tambahan sayur seperti telur, bakwan hingga sala Lauak khas Pariaman.
Upiak mengatakan bahwa saat ini harga telur di warung lontongnya naik menjadi Rp3 ribu.
"Karena harga telur naik, maka satu butir telur bulat saya jual Rp3 ribu, sebelumnya hanya Rp2 ribu," ujarnya.
Sementara, seorang pemilik warung di Desa Rawang, Rafki (49) mengatakan bahwa ia menjual satu butir telur ayam ras saat ini ialah Rp2 ribu.
"Beli di pasar, satu papannya mencapai Rp55 ribu," jelas Rafki.
Sebelumnya, harga satu butir telur ayam yang ia jual hanya Rp1.700 per butir atau Rp5 ribu untuk 3 butirnya.
Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan menilai kenaikan harga ini adalah pencapaian yang buruk.
kedepannya pemerintah diharapkan dapat mengantisipasi naiknya harga telur dengan strategi design telur dan ayam yang lebih baik.