Djawanews.com – KSAD Jenderal Dudung Abdurachman belakangan ramai menjadi sorotan mengenai pernyataan yang dianggap kontroversial, yakni “Tuhan bukan orang Arab”.
Pernyataan Dudung disampaikan pada saat dirinya menjadi bintang tamu di podcast Deddy Corbuzier. Terkait hal ini pegiat media sosial Ade Armando pun membela Dudung usai mendapat beragam komentar negatif di jagat maya.
Tak cuma netizen, sejumlah ulama dan tokoh Islam juga langsung memberondong Dudung dengan berbagai umpatan. Ada yang menganggap Dudung keliru, kacau, salah besar, bahkan menista agama.
Menurut Ade Armando, pernyataan Jenderal Dudung Abdurachman terbilang sangat sederhana. Maka itu, Ade menganggap penghakiman yang sangat menyudutkan Dudung itu hanya bisa datang dari kekacauan berpikir.
“Kita kembali saja pada logika dasar yang melandasi pernyataan Dudung. Dudung menyatakan kalimat itu pada saat diwawancara Deddy Corbuzier, di talkshow kanal Youtubenya. Dudung bercerita soal cara dia berdoa. Dia berdoa simpel saja, dengan menggunakan bahasa Indonesia.”
“Saya menggunakan bahasa Indonesia karena Tuhan kita kan bukan orang Arab. Dia menambahkan doa saya sederhana, ya Allah ya Tuhan, saya ingin membantu orang, saya ingin menolong orang. Itu saja doa saya,” kata Ade menirukan ucapan Dudung di talkshow tersebut, dikutip dari Cokro TV, Jumat 3 Desember.
Ade Armando Sebut Logika Jenderal Dudung Abdurachman Masuk Akal
Penjelasan sang Jenderal Dudung dianggap Ade sangatlah masuk akal. Dalam penafsirannya, dia ingin mengatakan bahwa komunikasi dengan Tuhan itu sangat sederhana.
Mereka tak usah capek-capek berdoa dengan bahasa yang tidak kita kenal. Bagi Ade, perlu dicatat, bahwa doa itu disampaikan ketika dirinya seusai shalat. Jadi doa dalam shalatnya tetap memakai bahasa Arab. Tetapi sesudah shalat baru memakai bahasa Indonesia.
“Buat Anda yang bukan muslim, perlu saya jelaskan ada tradisi dalam ibadah umat Islam bahwa setelah selesai shalat masih ada doa-doa tambahan. Nah tambahan doa-doa ini bisa sangat panjang. Dan banyak di antaranya harus dihapal dalam bahasa Arab,” katanya.
Seringkali sebenarnya umat Islam yang membacanya pun tidak paham artinya. Tapi karena dianggap lebih bernilai, jadilah banyak muslim yang mempraktekan baca doa berbahasa Arab.
Jenderal Dudung Abdurachman memang dianggap bersikap berbeda. Ia bilang kalau Tuhan mengerti bahasa Indonesia, mengapa doa tak diucapkan dalam bahasa Indonesia saja. Tetapi dengan begitu saja dia langsung diberondong dengan beragam komentar, yang terkesan mengandung kemarahan.
Salah satu ulama yang yang berkomentar adalah Shamsi Ali. Orang Indonesia yang kini menjadi imam di Islamic Center New York, Amerika Serikat. Melalui Twitter-nya Shamsi menyatakan apa yang disampaikan Dudung itu keliru.
Menurutnya Tuhan memang pasti bukan orang Arab. Jadi Tuhan tidak dibatasi dengan kebangsaan, etnis, dan ras. Shamsi mengatakan Tuhan tak perlu dikaitkan dengan etnis dan bangsa tertentu.
Begitu juga dengan aktivis Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya, juga demikian. Menurut dia, pernyataan Dudung merusak. Dia pun mendoakan agar Jenderal Dudung Abdurachman cepat diberi hidayah oleh Allah SWT.
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.