Djawanews.com – Reuni 212 ditentang banyak pihak, banyak yang mengkhawatirkan acara tersebut akan menimbulkan lonjakan kasus baru COVID-19. Mengingat hal itu, Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto menyarankan agar sebaiknya Reuni Akbar 212 dihindari.
Sunanto pun mempertanyakan urgensi dan orientasi dari Reuni 212 yang digelar di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
Dia mempertanyakan apabila para ulama yang tergabung dalam aliansi 212 itu memikirkan keselamatan umat. Jika ya, kata Sunanto, maka sebaiknya Reuni Akbar 212 di tahun 2021 ini ditunda terlebih dahulu.
Pihaknya kembali menegaskan bahwa imbauan tersebut tak terkait dengan larangan atau menghalangi hak berserikat masyarakat.
“Seharusnya kalau memikirkan dakwah untuk kemaslahatan umat, ya baiknya dihindari. Karena masih pandemi. Ini tanpa mengurangi hak setiap orang untuk berkumpul berserikat dan mengemukakan pendapat ya,” kata Sunanto, mengutip rmol.id, Selasa, 30 November.
Sunanto lantas kembali mempertanyakan jika Reuni 212 seolah-olah sangat harus dilakukan di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang.
“Kecuali Reuni 212 untuk kepentingan-kepentingan politik,” ujar Sunanto.
“Tapi, kepentingan politik juga tidak selalu harus mengorbankan keselamatan umat. Apalagi orang yang faham agama harusnya tidak mengorbankan keselamatan umatnya. Paling penting keselamatan ummat,” lanjutnya.
Melihat keadaan tersebut, Sunanto memberikan opsi lain yang bisa dipilih oleh pihak panita penyelenggara, yakni dengan mengadakan Reuni Akbar 212 dengan dengan model daring alias virtual.
“Bisa disiasati dengan virtual. Substansinya sama. Kalau memang mau Reuni,” imbuhnya.