Djawanews.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyinggung soal perpanjangan masa jabatan saat menjadi penceramah tarawih di Masjid Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DIY pada Kamis malam 7 April.
Celetukan Anies Baswedan bermula saat ia mengingatkan masa jabatannya yang akan habis pada Oktober tahun ini. Selama 4,5 tahun menjabat DKI 1, Anies memamerkan sejumlah capaian kinerja di ibu kota.
“Alhamdulillah empat tahun ini, saya sudah masuk lima tahun (menjabat gubernur). Enam bulan lagi pensiun. Nggak ada perpanjangan soalnya mas,” ucap Anies mengundang riuh jemaah masjid yang hadir.
“Eh kenapa tepuk tangan ini,” tanya dia ke jemaah.
“Jadi saya bulan Oktober besok kalau tidak ada halangan, kalau tidak ada perubahan, itu selesai. Nah selama empat setengah tahun ini jalani alhamdulillah ketenangan, keteduhan itu dibangun. Tapi sebagian dari yang dikerjakan untuk membangun rasa kebersamaan ketenangan itu tidak bisa difoto,” imbuhnya.
Anies Baswedan menyampaikan materi ceramah bertema “Menjadi Manusia Bernilai Menyongsong Indonesia Memimpin Dunia 2045”. Anies bercerita tentang pengalaman dan kinerjanya membangun Jakarta. Anies menyebut selama beberapa dekade, Jakarta memprioritaskan pembangunan infrastruktur untuk kendaraan pribadi, transportasi umum, dan pejalan kaki.
“Semua kota jangan mengulangi kesalahan Jakarta. Jakarta selama berdekade-dekade, jadi bukan bertahun-tahun ya. Kalau bertahun-tahun nanti nyalahkan seseorang, oke?,” kata Anies disambut tawa jemaah tarawih.
“Berdekade-dekade, hari ini sensitif soalnya. Iya, kalau saya bilang beberapa tahun, woo. Tahunnya berapa ya mas ya, gitu kan,” sambung Anies dibuntuti gelak tawa jemaah lagi.
Dengan nada bercanda, Anies khawatir ucapannya yang terekam melalui kamera ini dipotong. “Ampun deh dipotong itu,” ucapnya.
Anies Baswedan Jelaskan Soal Prioritas Pembangunan Infrastruktur Transportasi
Anies kemudian melanjutkan topik ceramahnya. Ia mengklaim pemerintahannya berupaya mengubah paradigma prioritas pembangunan infrastruktur transportasi tadi. Secara berurutan menjadi jalur untuk pejalan kaki, sepeda, transportasi umum, dan terakhir kendaraan pribadi.
“Dan ketika paradigmanya diubah, dibangunlah trotoar di mana-mana. Dalam waktu kurang dari empat tahun, Jakarta membangun 341 kilometer di seluruh Jakarta,” papar Anies.
Materi ceramah Anies lainnya adalah upaya menciptakan ruang ketiga atau tempat interaksi bagi warga di antara ruang pertama dan kedua. Membangun perasaan kesetaraan, kebersamaan, dan interaksi di dalamnya. Lalu, membangun infrastruktur dengan gagasan untuk tujuan sosial.
Anies juga mengklaim telah berkontribusi menjaga keamanan dan ketenangan DKI Jakarta sebagai simpulnya Indonesia. “Bila di Jakarta terjadi rasa tenang dan teduh, maka di berbagai tempat di Indonesia juga tenang dan teduh. Bila di Jakarta tegang, maka seluruh Indonesia akan merasakan tegang,” paparnya.
Kehadiran Anies Baswedan sebagai penceramah tarawih di Masjid UGM juga diwarnai teriakan “presiden” dari jemaah. Teriakan “presiden” dari jemaah sahut menyahut mengiringi perjalanan Anies selepas mengisi ceramahnya menuju Kantor Masjid UGM di sisi barat masjid.
Jemaah berdesakan, berebut momen swafoto atau sekadar mengajak berjabat tangan. Tak sedikit dari jemaah yang kemudian saling gencet. Anies, sambil menebar senyum pun terlihat meladeni jemaah berswafoto dan bersalaman. “Presiden, presiden, presiden,” seru jemaah.
Saking sesaknya, bahkan petugas keamanan harus mendirikan barikade membuat jalur Anies dari area tengah menuju Kantor Masjid UGM. Di lokasi masjid ditemukan pula banner bertuliskan Relawan Nasional Sobat Anies Baswedan Kabupaten Klaten #IndonesiaHarusBersamaOrangBaik.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.