Djawanews.com – Seperti diketahui, NASA bekerja sama dengan organisasi luar angkasa lainnya terus mencari exoplanet atau planet ekstrasurya dengan elemen kehidupan dasar. Tetapi kini, sebuah penemuan baru memudahkan mencari planet di luar Bumi tersebut.
Beberapa elemen kehidupan dasar termasuk oksigen, karbon, hidrogen dan bahan penting lainnya. Namun tetap saja, mereka masih tidak dapat menemukan dunia seperti Bumi ini.
Sekarang, inovasi ruang angkasa baru dari Universitas Lund mungkin membantu dalam hal lokasi planet pendukung kehidupan.
Ilmuwan luar angkasa dari universitas tersebut sudah mengembangkan peta 3D baru WASP-189. Ilmuwan yang terlibat secara khusus menciptakan representasi tiga dimensi dari atmosfer raksasa gas yang sangat panas.
Perlu dicatat, WASP-189b adalah planet di luar Tata Surya kita sendiri, dengan memiliki suhu siang hari 3.200 derajat Celcius. Suhu tersebut dapat dengan mudah melelehkan besi.
Planet ini sangat dekat dengan bintang inangnya, dengan satu tahun berlangsung selama 2,7 hari. Mereka mulai mengamati planet ini sejak 2020, saat planet ekstrasurya itu juga menarik perhatian CHaracterising ExOPlanets Satellite (CHEOPS).
Karena itu, telah menjadi subjek yang menarik bagi para astronom dan ahli luar angkasa lainnya. Studi baru mereka yang kerap meliputi atmosfer planet ekstrasurya dapat memberikan lebih banyak informasi tentang dunia di luar tata surya.
Bagaimana Peta 3D dapat Berguna?
Melansir TechTimes, Senin, 31 Januari, ilmuwan Universitas Lund menggunakan spektrograf resolusi tinggi, yang memungkinkan mereka mempelajari bintang induk planet ekstrasurya itu. Mereka mampu mengamati cahaya yang melewati atmosfer benda langit.
Teknik ini melibatkan para ahli yang menemukan bukti kuat pertama dari titanium oksida di atmosfer planet WASP-189b. Selain itu, mereka juga mengidentifikasi zat besi, magnesium, dan kromium.
Sekarang, mereka percaya bahwa teknik spektrograf baru yang mereka gunakan akan memungkinkan mereka untuk menerjemahkan atmosfer planet ekstrasurya lain dan membandingkannya satu sama lain.
Jika ini berhasil, mereka dapat mengamati dunia lain untuk melihat apakah planet yang ditemukan mendukung kehidupan atau tidak.
Namun, tak hanya mengandalkan Peta 3D untuk menemukan planet baru, Teleskop James Webb yang belum lama diluncurkan dapat dikerahkan sepenuhnya untuk memberikan pandangan dekat yang belum pernah terjadi sebelumnya di planet ekstrasurya, dengan membuat katalog lebih dari 300 dunia baru.