Djawanews.com - Sekolah tentu menjadi bagian penting dalam upaya memajukan kehidupan berbangsa. Tapi bagi sebagian pelajar, sekolah bisa mendatangkan beban dan tekanan.
Beberapa negara seperti China, Korea Selatan, dan India, tingkat bunuh diri di kalangan pelajar juga tinggi. Umumnya karena mereka merasa gagal ujian. Angka bunuh diri pelajar di India bahkan bisa dibilang parah.
Pada periode 2014-2016, First Post melaporkan ada 26.000 pelajar yang bunuh diri. Sebanyak 30% di antaranya bunuh diri karena gagal ujian. Beberaapa penyebab lainnya adalah depresi atau karena faktor psikologis serta ekonomi.
Dari data-data tersebut, India pun menerapkan 'Kurikulum Kebahagiaan'. Kurikulum ini dikembangkan di sekolah-sekolah negeri di New Delhi sejak 2018 lalu.
Misi Utama Kurikulum Kebahagiaan
Kurikulum ini diterapkan untuk siswa tingkat dasar hingga tingkat VIII. Misi utamanya adalah menyebarkan pesan bahwa pendidik bukan cuma untuk mendorong siswa dapat nilai bagus. Sebab, sekolah juga perlu menciptakan lingkungan yang bikin para siswa bahagia, percaya diri, dan mawas diri.
Kurikulum Kebahagiaan ini dibentuk oleh tim khusus bernama Happiness Committe. Komite beranggotakan 41 orang ini tetap mengacu pada Kerangka Kurikulum Nasional (NCERT).
Materi dari kurikulum ini adalah meditasi, olahraga yang asyik, permainan indoor, storytelling, diskusi kelompok, drama komedi, presentasi, aktivitas untuk mengakrabkan murid, hingga kerja kelompok.
Dengan kurikulum ini, pemerintah juga menetapkan periode bersenang-senang selama 45 menit tiap harinya untuk siswa sekolah dasar. Ada juga 2 kali seminggu untuk murid TK. Lewat kurikulum ini diharapkan guru dan murid bisa bahagia bersekolah.
Hasil riset index kebahagiaan World Happiness Report tahun 2017, India berada di urutan 122 dari 155 negara yang diteliti. Kurikulum kebahagiaan adalah salah satu program untuk meningkatkan kebahagiaan masyarakat di negaranya.