Djawanews.com – Virus corona tidak hanya membuat stok pangan Indonesia melonjak, harga jual mata uang digital, khususnya Bitcoin, juga anjlok. Bahkan valuasi menguap miliaran dolar dalam sekejap.
Penurunan ini juga dikatakan oleh Co-Founder & CEO Luno, Marcus Swanepoel. Melalui keterangan tertulisnya harga Bitcoin akan terdampak dalam jangka pendek hingga menengah.
“Namun, hal tersebut bukan menjadi suatu faktor yang akan menimbulkan masalah besar dalam jangka panjang, dan bitcoin akan pulih ke nilai aslinya,” kata Swanepoel.
Meski saat ini harga dikatakan anjlok, ada kemungkinan tidak akan lama. Nilai penurunan juga lebih rendah daripada aset lainnya dan terjadi saat mendekati nilai US$10 ribu, sehingga koreksi harga memang telah diperkirakan.
Mata Uang Digital Vs Emas
Swanepoel juga sedang meninjau perbandingan antara ketahanan emas dan Bitcoin saat krisis. Selama ini kedua aset tersebut sering diperbadingkan karena dianggap memiliki faktor perbandingan yang baik.
Terkait Covid-19, Bank Amerika Goldman Sachs telah menyatakan virus corona tak banyak berdampak pada emas sebagai aset.
Karena antara emas dan Bitcoin sering diperbandingkan, perlu ada pengamatan selama beberapa bulan apakah aset kripto, khususnya bitcoin, akan memiliki dampak yang sama seperti yang didapat emas saat krisis atau tidak.
“Kita perlu lebih banyak waktu untuk menilai situasi, dan bukanlah ide bagus untuk mengambil kesimpulan di tengah kepanikan global. Jika kita melihat emas selama krisis keuangan, nilainya mengalami penurunan sebesar 25%, namun nilainya berhasil pulih dalam waktu yang sangat singkat. Dalam 4-6 bulan, kita dapat menilai situasi dengan lebih baik,” tutupnya dalam keterangan tertulis.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, harga mata uang digital Bitcoin pada 12 Maret berada di level US$ 6.115,8 per koin atau setara Rp85,63 juta (Rp14.000/US$). Saat dibuka harganya naik berada di level US$ 7.800-an per koin.