Ekspor sawit Indonesia memiliki kualitas yang baik, termasuk turunan sawit.
Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian, sebagai fasilitator perdagangan produk pertanian, menjamin kesehatan dan keamanan produk pertanian yang dilalulintaskan ke negara yang menjadi mitra dagang Indonesia.
Dilansir melalui Antara, Kepala Barantan Ali Jamil menyampaikan bahwa ekspor sudah dipastikan memiliki pelayanan yang cepat dan sesuat standar. Hal tersebut disampaikan saat Ali meninjau industri cangkang sawit serta melepas 22,8 ribu ton produk turunan sawit asal Sumatera Barat.
Produk turunan sawit yang dilepas berupa RBD sebanyak 4 ribu ton, CPO sebanyak 7,8 ribu ton yang akan dikirim ke China. Ada juga produk samping berupa cangkang sebanyak 11 ribu ton ke Jepang.
Ekspor sawit Indonesia ke negara mitra dagang sesuai standar internasional
Ali juga mengungkapkan, perlakuan pemeriksaan karantina yang dilakukan sudah sesuai dengan standar internasional. Selain itu, persyaratan di setiap negara tujuan juga bakal dipenuhi oleh Indonesia.
“Penguatan sistem perkarantinaan tidak hanya untuk menjaga kelestarian sumber daya alam hayati, tapi sekaligus juga untuk mendorong kinerja ekspor pertanian,” ungkap Kepala Barantan Ali Jamil.
Barantan juga telah menerapkan sertifikasi online atau e-Cert. Sertifikasi online tersebut dilakukan untuk menjamin keberterimaan produk pertanian di negara tujuan ekspor. Selain itu, adanya e-Cert juga memungkinan pemeriksaan pemenuhan persyaratan teknis dilakukan sebelum produk sampai. Jika ada hal yang tidak sesuai dapat segera diantisipasi perlakuan karantinanya.
“Saat ini baru ada empat negara, Australia, Selandia Baru, Belanda dan Vietnam. Ke depan akan terus kami jajagi kerja sama ini. Pak Mentan menginstruksikan kalau bisa ke depan semua negara,” ungkap Jamil.
Kepala Karantina Pertanian Padang, Eka Darnida Yanto mengungkapkan, di hari yang sama, ekspor produk pertanian dari Sumbar juga dilakukan Indonesia. Produk pertanian Indonesia yang diekspor misalnya, biji kopi, kayu manis, lempeng karet, dan masih banyak lagi.
Total ekonomi yang dicapai dari ekspor produk pertanian Sumbar mencapai Rp212,8 miliar. Terdiri dari lempeng karet sebanyak 604,8 ton, biji kopi sebanyak 18 ton, dan kayu manis 95 ton. Sedangkan produk turunan kelapa terdiri dari santan 83,8 ton, kelapa parut 25 ton, dan air kelapa sebanyak 71,2 ton.
Produk pertanian tersebut diekspor ke beberapa negara, di antaranya adalah Belanda, Spanyol, Norwegia, China, Bangladesh, dan Jerman.
Total ekspor Indonesia di tahun 2018 sebanyak 404,8 ribu ton. Sementara itu, ekspor sawit Indonesia hingga minggu ke-2 bulan Agustus 2019 telah mencapai 344,4 ribu ton.