BreadTalk International dan PT Pura Indah Berkat (PT PIB) akhirnya menghentikan kesepakatan perjanjian usaha patungan. Pengumuman tersebut disampaikan oleh BreadTalk Group, Senin (2/12). Belum diketahui secara pasti alasan pemutusan kesepakatan kerja sama kedua perusahaan tersebut. Berdasarkan pemberitaan yang dimuat di The Business Time, setelah perjanjian berakhir, PT PIB akan mengalihkan 30% saham yang dimilikinya di PT BTG Pura Indah Berkat Venture ke BreadTalk Pte Ltd. Dengan begitu, anak usaha itu sepenuhnya akan dimiliki oleh BreadTalk.
Saham Penuh BreadTalk Dikuasai Perusahaan Singapura
BreadTalk International dan BreadTalk Pte Ltd, masing-masing memegang sebanyak 70% dan 30% saham dari perusahaan joint venture (JV) atau patungan. Dengan begitu, perusahaan Singapura akan menguasai BreadTalk 100%.
Meski telah menjadi perusahaan Singapura, BTG Pura Indah Berkat Venture akan terus mengoperasikan gerai Toast Box ekslusifnya di Indonesia. putusnya JV dari BreadTalk International dan PT Pura Indah Berkat diharapkan tidak akan berdampak pada finansial dan aset bersih perusahaan hingga laba per saham grup untuk tahun keuangan 31 Desember 2019.
Sebagai informasi tambahan, brand roti ini sebenarnya adalah waralaba yang berasal dari Singapura. Di Indonsia, BreadTalk juga memiliki penggemar sehingga sangat laris di pasaran. Pada tahun 2004, brand roti ini berhasil dinobatkan sebagai Best Seller Product versi majalah Marketing untuk salah satu produknya, yakni C’s Flosss dan Fire Flosss. Penjualan produk tersebut dianggap baik karena mampu terjual sebanyak 20.000 buah per hari.
Tidak hanya sekali BreadTalk menyabet penghargaan. Di negara asalnya, Singapura, perusahaan ini mampu meraih beberapa penghargaan bergengsi. Beberapa penghargaan yang pernah diraih BreadTalk yakni Singapore Promising Brand Award, Most Popular Brand 2002, Singapore Promising Brand Award, dan Most Distinctive Brand 2003-2004 versi Association of Small and Medium Enterprise (ASME).
BreadTalk didirikan oleh George Quek. Ia merintis perusahaannya benar-benar dari bawah. Dilahirkan dari keluarga petani yang sederhana, ia menemui berbagai kendala dalam membangun perusahaannya. Ide membangun BreadTalk sendiri lahir setelah Quek mengamati roti yang disajikan dengan tinggi di Jepang dan Taiwan.
Saat George membangun BreadTalk pertama kali, ternyata produk yang dijual laku keras. Perusahaan tersebut kemudian melantai di Bursa Singapura pada 4 Juni 2003. Saat ini, BreadTalk memiliki 1.000 gerai yang tersebar di beberapa wilayah. BreadTalk juga memiliki target ambisius yang menargetkan memiliki 2.000 gerai di tahun 2020.