Signature Tower Jakarta sampai sekarang masih tertunda pembangunannya. Simak artikel berikut untuk mengetahui alasannya.
Signature Tower Jakarta hampir menjadi gedung pencakar langit tertinggi yang dimiliki Indonesia. Gedung tersebut bahkan digadang-gadang bakal menjadi menara tertinggi se-Asia Tenggara, bahkan dunia. Rencananya, menara tersebut tingginya mencapai 638 meter. Namun pembangunannya dikabarkan kembali tertunda.
Wacana dibangunnya Signature Tower Jakarta sudah sejak lama.
Signature Tower Jakarta pertama kali diusulkan pada tahun 2010, sementara pembangunan direncanakan awalnya dimulai pada tahun 2015. Namun hingga sekarang, tanda-tanda berdirinya gedung tersebut belum terlihat. PT Grahamas Adisentosa sebagai pengembang beberapa kali menunda pembangunan Signature Tower Jakarta.
Tony Soesanto selaku Direktur Grahamas Adisentosa mengatakan bahwa proyek pembangunan tower tersebut akan diagendakan kembali tahun lalu. Namun pada perjalanannya, perseroan kembali memutuskan untuk menunda pembangunannya. Ditundanya pembangunan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah kondisi pasar perkantoran yang kurang menjanjikan.
Investasi yang ditujukan pada Signature Tower Jakarta mencapai US$1,7 miliar, atau setara Rp23,8 triliun dengan kurs Rp14.000 per dollar AS. Investasi sebesar itu membuat berbagai kajian harus benar-benar dimatangkan. Dalam proses pengkajiannya, indikasi permintaan jumlah perkantoran di Jakarta diketahui menurun. Bahkan pasokan ruang kantor di Jakarta juga diketahui berlebih.
Beberapa kajian lain juga dikatakan sedang dilakukan. Salah satunya adalah kajian ulang yang terkait financing. Hal tersebut juga dikatakan oleh Tony Soesanto. Kajian ulang terkait financing dirasa diperlukan. Sebab proyek seperti itu baru pertama kali di Indonesia.
“Kami sedang mengkaji ulang masalah financing-nya, karena kondisi ekonomi baru-baru ini juga banyak perubahan. Untuk kapan bangunnya, kita belum bisa pastikan, tetapi untuk design dan permit kita tetap jalan terus,” ujar Tony Soesanto seperti yang dilansir dari market.bisnis.com, tahuhn lalu (21/6/2018).
Tony juga mengatakan bahwa pihak perusahaannya telah melakukan beberapa upaya untuk menjaring investor atau pinjaman dari sejumlah pihak. Namun perseroan dikatakan masih mencoba menghitung ulang kelayakan investasi serta skema pendanaan terbaik.
Sejumlah pihak juga mengatakan bahwa perubahan desain juga menjadi alasan tertundanya pembangunan. Signature Jakarta Tower direncanakan akan melakukan penambahan menara baru. Penambahan menara baru tersebut rencananya akan dijadikan sebagai hotel. Adanya penambahan itu perizinan menjadi semakin panjang.
Signature Tower Jakarta rencananya memang menjadi salah satu gedung pencakr langit termegah di Indonesia. Jika Signature Tower Jakarta telah selesai dibangun, kabarnya gedung tersebut akan menjadi gedung tertinggi kelima di dunia hingga 2020 mendatang.
Gedung tertinggi di dunia pada posisi pertama ditempati oleh Kingdom Tower. Tingginya kurang lebih mencapai 1 kilometer. Setelah itu disusul oleh Burj Khalifa, Ping An Finance Center, dan Seoul Light DMC Tower. Namun jika gedung Signature Tower Jakarta tidak jadi dibangun, maka Indonesia harus kembali bersabar untuk memiliki gedung termegah di dunia.