Beberapa Saham di Sektor Otomotif Anjlok Menyusul Rencana Gubernur DKI Jakarta akan Membatasi Usia Kendaraan.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan megeluarkan Intruksi Gubernur (Ingub) DKI Jakarta No.66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.
Salah satu instruksi yang diberikan adalah pembatasan usia kendaraan.
Dalam instruksinya pembatasan usia kendaraan tersebut, Anies meminta kedaraan pribadi yang berusia lebih dari 10 tahun akan dilarang beroperasi di DKI Jakarta pada tahun 2025.
Peraturan mengenai pembatasan usia kendaraan ini lahir atas keresahan Anies Baswedan atas polusi udara di Jakarta yang membuat paru-paru kian sesak.
Menanggapi hal tersebut, saham-saham di sektor otomotif dan pendukungnya kompak amblas pada perdagangan Senin (5/8) kemarin.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada penutupan sesi II sore ini, sebagian besar saham di sektor otomotif dan pendukungnya anjlok.
Beberapa Saham di Sektor Otomotif dan Pendukungnya Anjlok
- Saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) anjlok paling dalam hingga 5,38% di level Rp 2.110/saham.
- Saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) turun 2,12% di level Rp 6.925/saham.
- Saham perusahaan ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) juga terkoreksi 2,17% di posisi Rp 675/saham.
- Saham Produsen Filter dan Radiator PT Selamat Sempurna (SMSM) JUGA TURUN 1,29% di posisi Rp 1.530/saham.
- Emiten lainnya yakni anak usaha Astra, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) juga sahamnya minus 2,46% menjadi Rp 1.390/saham.
- Saham produsen alat-alat otomotif, komponen, dan sub-komponen (mur dan baut) PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) turun tips 0,59% di level Rp 845/saham.
- Saham PT Indospring Tbk (INDS) juga turun 1,75% di posisi Rp 2.250/saham.
- Saham Prima Alloy Steel Tbk (PRAS) yang memproduksi pelek dan peralatan lainnya, turun 1,27 di posisi Rp 156/saham.
- Dan yang terakhir yakni PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yang fokus pada pembuatan busi dan suku cadang mobil minus 3,27% menjadi Rp 296/saham.
Penurunan saham-saham di sektor ini juga seiring dengan jatuhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Per akhir sesi dua, indeks saham acuan di Indonesia tersebut tercatat ambruk 2,59% ke level 6.175,7, menandai koreksi harian terdalam sejak 9 Mei 2018 atau lebih dari 1 tahun.