Sepanjang tahun 2019, PT Solusi Tunas Pratama Tbk. akan menargetkan pendapatan sebanyak Rp2 triliun. Simak artikel selengkapnya.
PT Solusi Tunas Pratama Tbk. sebagai emiten menara telekomunikasi, tahun ini menargetkan pendapatan perseroan sebanyak Rp2 triliun. Target ini meningkat dari tahun 2017 yang sebesar Rp1,9 triliun. Target tahun 2019 ini naik sekitar 7%-8% dari tahun 2017.
Peningkatan target pendapatan Solusi Tunas Pratama dikonfirmasi oleh Dirut perusahaan.
Direktur Utama PT Solusi Tunas Pratama Tbk. mengatakan bahwa untuk bisnis menara, perusahaannya belum berencana melakukan ekspansi anorganik. Bahkan perusahaannya akan membangun menara secara selektif. Dalam pembangunan tersebut, Nobel Tanihaha selaku Direktur Utama juga mengatakan bahwa perusahaannya telah menyiapkan dana Rp600 miliar.
“Tahun ini kami menyiapkan belanja modal sebesar Rp600 miliar untuk penambahan menara secara selektif dan perluasan fiber optik, namun perusahaan tidak bisa merincikan kebutuhan masing-masing. Strategi utama ami tetap akan menambah kolokasi di tower-tower yang sudah ada,” jelas Nobel Tanihaha seperti yang dikutip dalam market.bisnis.com, Rabu (23/5).
Nobel juga menjelaskan bahwa pada pada kuartal I tahun 2018, perseroan berhasil mencatat kenaikan pendapatan sebesar 2,4%. Secara bersamaan, laba perseroan juga melonjak sebanyak 179,56%. Kenaikan laba tersebut dipicu oleh kenaikan rasio kolokasi perseroan.
Selain itu, dalam lima tahun terakhir perseroan juga mengembangkan lini bisnis fiber optik. Di tahun lalu, fiber optik tersebut panjangnya telah mencapai 2.847 kilometer. Bahkan pada tahun 2017, lini bisnis ini telah menyumbang pendapatan sebesar 10%.
Nobel juga mengungkapkan bahwa perseroan akan mengembangkan lini bisnis fiber optik. Pengembangan bisnis akan menggandeng perusahaan penyedia layanan televisi berbayar. Saat ini, SUPR juga telah memiliki tiga pelanggan yaitu XL Axiata, First Media, dan MyRepublic.
Nobel juga mengungkapkan bahwa pendapatan dari lini bisnis baru fiber optik mampu menyumbang pendapatan yang lebih besar. “Dalam 5 tahun ke depan, kami ingin porsi pendapatan dari fiber optik ini dapat mencapai 30% dari saat ini 10%,” ungkap Nobel.
Sedangkan Direktur Keuangan Solusi Tunas Pratama, Juliawati Gunawan, mengungkapkan bahwa tahun ini peseroan tidak membagian dividen tunai. Tahun ini laba bersih akan digunakan untuk investasi perusahaan.
Pada bulan Februari 2018 lalu, perusahaan baru saja mengantongi perjanjian fasilitas pinjaman. Fasilitas pinjaman tersebut fasilitas term loan yang besarnya mencapai US$297 juta serta fasilitas term loan-revolving loan sebesar Rp3,85 triliun.
Dana sebesar itu akan digunakan Solusi Tunas Pratama untuk refinancing perusahaan yaitu fasilitas termloan dan fasilitas term loan-evolving loan. Fasilitas termloan sebesar US$208 juta dan fasilitas term loan-evolving loan sebesar Rp970 miliar. Selain itu, pinjaman tersebut juga akan digunakan untuk refinancing obligasi sebesar US$300 juta.