Tahun lalu, sektor ritel menyokong 86 persen dari total pendapatan.
PT Matahari Putra Prima akan fokus meningkatkan pendapatan disektor ritel di tahun 2019. Anak usaha dari Lippo Gorup ini memprediksi pendapatan di tahun ini bakal mengalami peningkatan sebesar 5 hingga 10 persen.
Merujuk pada pendapatan tahun lalu sebesar Rp 10,699 triliun, maka perusahan ritel dengan kode saham MPAA tersebut berpeluang memperoleh pendapatan antara Rp 11,22 triliun hingga Rp 11,77 triliun.
Sektor ritel menjadi penyokong terbesar pedapatan Matahari Putra Prima
Danny Kojongian selaku Direktur Corporate Comunications PT Matahari Putra prima Tbk. mengungkapkan, pada periode lalu, sektor ritel menyumbang pendapatan sebesar 86 persen. Sedangkan 14 persen pendapatan lainya datang dar sektor grosir.
Ditahun ini pihak manajemen menargetkan sektor ritel dapat menyumbang 90 persen dari total pendapatan. Artinya sektor ritel diharapkan dapat memberikan kontribusi di pendapatan pada kisaran Rp 10,10 triliun hingga 10,59 triliun dari target.
Tingginya margin di sektor ritel menjadi alasan utama MPAA untuk memfokuskan bisnis disektor tersebut. “kami ingin fokus kelayanan ritel,” kata Danny pada Sabtu (25/5/2019) seperti dikutip dari kontan.co.id
sebanyak Rp 150 miliar juga telah dipersiapkan PT Matahari Putra Prima Tbk. sebagai belanja modal untuk pengembagan bisnis di sektor ritel.
Rencanannya dana tersebut akan dipergunakan oleh mereka untuk menambah sejumlah gerai hingga akhir tahun 2019. “Kami berencana akan membangun dua hingga empat gerai pada tahun ini,” ungkap Danny.
Disamping itu, MPAA juga akan menggunakan anggaran belanja modal untuk melakukan perbaikan serta pemeliharaan gerai yang sudah beroprasi serta meningkatkan penjualan di pasar online.
Hingga saat ini, jumlah gerai yang dimiliki oleh perusahaan ritel modern tersebut sebanyak 225 gerai dengan rincian, 103 gerai Hypermart, 80 gerai Boston, 24 gerai Foodmart, 12 gerai FMX dan 6 gerai Hyfresh.
Di sisi lain, manajemen MPAA tersebut masih belum bisa memastikan berapa laba bersih batas bawah yang akan diperoleh perusahaan.
Yang jelas, mereka berharap tingkat kerugian yang dialami oleh Matahari Putra Prima akan semakin berkurang setiap tahunya.
Pada ahkir tahun lalu, MPAA masih mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 826 miliar. Angka ini jauh lebih baik dari tahun 2017 dengan angka kerugian sebesar Rp 1,26 triliun.