Kondisi rupiah di level saat ini akan dapat membantu menjaga profit perseroan.
Emiten Farmasi PT Kalbe Farma Tbk. percaya diri bakal meraih peningkatan penjualan di kisaran 6-8 persen hingga akhir tahun 2019.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Vidjongtiue memproyeksikan top line perseroan akan naik sekitar 6 persen hingga 8 persen.
Dia menambahkan, kondisi rupiah saat ini akan dapat membantu perseroan untuk menstabilkan laba perusahaan di periode Juli-Desember 2019.
Berdasarkan pantauan dari Bloomberg, Rabu (17/7/2019) nilai tukar rupiah di pasar spot terkontraksi 48 poin atau 0,34 persen ke level Rp13.983 per dolar AS.dan bergerak di kisaran Rp13.941–Rp13.985 per dolar AS.
Kalbe Farma Jaga margin di kisaran 11 persen
Pada 2018, PT Kalbe Farma Tbk berhasil membukukan penjualan bersih Rp21,07 triliun dan mengantongi profit sebesar Rp2,45 triliun. Dengan demikian, margin laba bersih (net profit margin) emiten farmasi dengan kode saham KLBF ini sekitar 11,62 persen.
Melihat target pertumbuhan top line 6 persen sampai 8persen , Kalbe farma menargetkan penjualan bersih Rp 22,33 triliun hingga Rp22,75 triliun sampai akhir tahun ini
Di sisi lain, pada kuartal I 2019, KLBF mengantongi penjualan bersih Rp5,36 triliun dan meraup profit sebesar Rp 595,07 miliar sehingga margin laba bersihnya masih berada di angka 11,09 persen.
Sementara itu, KLBF juga berencana akan melakukan ekspansi di segmen produk biologis pada awal tahun 2020. Vidjongtius memproyeksikan, ekspansi produk biologis ini akan berkontribusi terhadap 1 persen hingga 2 persen pendapatan perseroan pada tahun depan.
“Ada tambahan sekitar 1%-2% masih relatif kecil karena masih produk baru,” terang Vidjongtius.
Kini, Kalbe tengah mengembangkan produk obat erythropoietin (EPO) yang digunakan untuk penyakit kanker dan ginjal.
KLBF juga telah menganggarkan dana penelitian dan pengembangan produk bioteknologi sebesar Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar pada tahun ini. alokasi anggaran ini lebih besar dari tahun 201 dan 2017 masing-masing sebesar Rp 243 mliar dan Rp 240 miliar.
Pasca menggarap produks EPO, Kalbe Farma juga menargetkan akan menyasar produk insulin pada 2021. Langkah pengembangan di sektor bioteknologi ini terus dilakukan oleh perseroan untuk mengurangi ketergantungan dari produk impor